Warta

PBNU Harus Berdayakan Masyarakat dan Pendidikan

NU Online  ·  Rabu, 21 Januari 2004 | 19:02 WIB

Malaysia, NU.Online
Dalam rangka pertemuan NU Luar negeri di Makkah pada akhir bulan ini, Nahdlatul Ulama Cabang Istimewa Malaysia berharap pertemuan tersebut dapat menghasilkan beberapa rekomendasi yang betul-betul melihat realitas NU saat ini. Cak Mif panggilan akrab Drs. H. Miftahurrahim, MA selaku ketua NU Malaysia mengatakan “NU itu sekarang menghadapi banyak tantangan untuk merespon perkembangan yang semakin hari semakin kompetitif. Oleh karena itu, satu-satunya jalan adalah peningkatan sumberdaya manusia, ya..peningkatan pendidikan,” tagasnya.

Disingung tentang bagaimana seharusnya yang dilakukan NU untuk peningkatan sumberdaya manusia ini, Cak Mif berpendapat,  “ada dua alternitif, pertama orangnya atau lembaganya. Kedua-duanya lanjut Cak Mif bisa dikalukan bersama. Tinggal PBNU mau atau tidak. Kalau orangnya, bagaimana PBNU mencarikan peluang yang sebesar-besarnya untuk melakukan kerjasama dengan beberapa perguruan tinggi diluar negeri yang berkualitas, ini sangat mudah. Dan jangan diprioritaskan ada beasiswa atau tidak, kalau ada ya.. syukur, kalau nggak ada bisa mencari usaha yang lain. Karena bekerja di luarnegeri itu sudah menjadi hal yang lumrah bagi mahasiswa Indonesia yang belajar di luar negeri. Dan itu bisa mencukupi untuk biaya hidup di luar negeri,” terangnya.

<>

Sementara itu, menyinggung tentang rendahnya mutu lembaga pendidikan NU terutama universitas, Cak Mif menanggapi, “begini, lembaga NU itu kebanyakan lembaga pendidikan yang dimiliki keluarga, bukan lembaga pendidikan yang dimiliki publik. Jadi banyak yang putaran jaringan pendidikannya tidak berkembang. Seperti UNDAR dulu pernah kerjasama dengan International Islamic University Malaysia IIUM, tapi kerjasama itu tidak dibangun terus, sehingga sekarang tidak jelas. Jadi menurut saya, yang perlu dilakukan sekarang ini adalah bagaimana lembaga-lembaga pendidikan NU itu melakukan jaringan pendidikan yang lebih luas. Dan kita yang berada diluar negeri siap untuk membantu membuat jaringan ini.” Ujar Cak Mif dengan nada serius.

Sementara itu, berkaitan dengan pertemuan rutin NU luar negeri ini banyak kalangan yang berharap untuk tidak sekedar bertemu tanpa ada hasil yang signifikan. H. Thoriqul Haq selaku Koordinator bidang Kajian LAKPESDAM NU Malaysia mengatakan “usaha-usaha untuk membangun kultur itu memang tidak terbatas dengan ruang dan waktu, pertemuan ini merupakan kegiatan positif untuk menggali potensi lain yang tidak ada di dalam negeri. Apalagi ini bertemunya kader-kader NU luar negeri yang akan meneruskan perjuangan NU pada masa yang akan datang. Jadi harus menghasilkan beberapa poin yang betul-betul untuk meningkatkan potensi NU yang lebih baik," tandasnya.

Mengenai apa yang harus menjadi prioritas PBNU saat ini Thoriq menuturkan “saat ini yang mendesak adalah bagaimana NU bisa menguatkan jaringan ekonomi masyarakat dan menigkatkan sumberdaya manusia. Sebenarnya ini isu lama, tapi hingga saat ini masih belum di garap dengan serius.” Disinggung kenapa tidak digarap dengan serius Thoriq beranggapan “di NU itu syahwat politiknya besar, jadi yang sering menjadi prioritas itu adalah dimensi politik, sementara yang lain dikesampingkan, termasuk itu tadi, masalah ekonomi masyarakat dan semberdaya manusia. Itulah NU.” Ujarnya.

Lain halnya dengan Marhadi, mahasiswa S-2 jurusan ekonomi Islam Universiti Malaya ini menuturkan “NU harus memberdayakan masyarakat grass root terutama dari sisi ekonomi dan pendidikan, karena dua sisi ini merupakan tolak ukur mampu tidaknya PBNU memberdayakan masyarakat itu sendiri. Kalau selama ini PBNU hanya sibuk dalam sisi politik, maka secara otomatis masayakrat selalu diberikan dan dirangsang untuk berpolitik padahal urgensitas yang paling dibutuhkan masyarakat adalah sisi ekonomi. Sedangkan menaggapi pertemua rutin NU luar negeri Marhadi yang juga sebagai direkur pelaksana  eC-Sies (the Community of Social, Islamic and Economic studies) Kuala Lumpur menjelaskan “itu bagus, tapi harus menghasilkan keputusan yang signifikan dan tidak hanya sekadar ditampung oleh PBNU”. Tuturnya.

Pertemuan NU luar negeri ini direncanakan pada tanggal 29 Januari 2004 di Makkah, dalam pertemuan ini NU Cabang Istimewa Malaysia mengirimkan dua anggotanya yaitu Abu Yazid al-Bustomi sebagai direktur LAKPESDAM NU Malaysia dan Rohmat Sarman salah satu Ketua NU Malaysia yang membawahi bidang ekonomi. Sebagaimana dituturkan Cak Mif,  “NU Malaysia mengirimkan dua delegasi yaitu Gus Yazid dan Kang Rahmat yang kebetulan ikut petugas musim haji perwakilan mahasiswa di Malaysia,” demikian laporan dari Kontributor NU Malaysia (kdln-mlys/Alimul)