PBNU-British Council Gelar Pelatihan Guru Tahap II
NU Online · Sabtu, 15 Maret 2008 | 09:00 WIB
Sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas guru bahasa Inggris di pesantren-pesantren se-Indonesia, Pengurus Besar Nahdhadtul Ulama (PBNU) bekerja sama dengan British Counci Indonesia belum lama ini menyelenggarakan pelatihan guru bahasa Inggris di pesantren Tebuireng Jombang Jawa Timur.
Pelatihan yang secara resmi dibuka oleh pengasuh pesantren Tebuireng KH Sholahuddin Wahid (Gus Sholah) itu diikuti oleh 14 Pesantren di Jawa Timur dan 5 Pesantren dari luar Jawa Timur.<>
Dalam sambutannya, Gus Sholah menegaskan bahwa kemampuan rata-rata bahasa Inggris santri pondok pesantren tergolong masih rendah. Oleh karena itu pelatihan semacam ini harus disambut baik dan dimanfaakan untuk meningkatkan kemampuan di bidang itu.
Sebagai tuan rumah ,Gus Sholah merasa bangga bahwa Tebuireng dipercaya sebagai tempat pelatihan yang dinilainya berkualitas tinggi itu.
Christian Duncumb yang mewakili British Council Indoneisa menjelaskan bahwa bahasa Inggris tidak dapat dipungkiri telah menjadi bahasa komunikasi internasional.
Menurutnya, pentingnya bahasa Inggris pada tingkat dunia dapat dilihat dari tingkat tingginya tuntutan masarakat global terhadap tenaga-tenaga ahli yang mampu berbahasa inggris.
Oleh karena itu, lanjutnya, dalam rangka membantu pesantren memasuki dunia modern yang semakin sarat dengan persaingan ketat, Britisih Council mengadakan kegiatan semacam ini dengan tujuan agar pesantren pada saatnya nanti dapat eksis dan terus bertahan dengan prestasinya.
Dalam sebuah obrolan lepas, Chrisitian mengungkapkan, pesantren harus terus maju dan berkarya, yang di antaranya dapat dicapai dengan memperbaiki kualitas pengajaran bahasa Inggris.
Acara ini sendiri merupakan tahapan kedua dari acara serupa yang sebelumya sudah diadakan di Surabaya beberapa waktu lalu. Pesertanya -terutama yang dari Jawa Timur-adalah mereka yang terpilih pada tahap awal di Surabaya waktu itu.
Diharapkan, dengan sistem seleksi, pelatihan ini memiliki standar tinggi. Setidaknya dari segi trainer, pelatihan ini melibatkan dua orang professional, yaitu Ibu Itje Khadijah dan Mrs Gillian Palmer, yang keduanya adalah trainer-trainer yang sudah memiliki pengakuan dan kredibilitas internasional.
Pelatihan guru bahasa Inggris ini berlangsung selama 5 hari, mulai 10-14 Maret 2008. Para peserta mengaku, selama pelatihan mereka belajar banyak baik dari trainer maupun dari pengalaman sesama guru.
"Tawaran metode yang disampaikan oleh kedua trainer, serta sistem pengajaran dan keseluruhan sistem pengelolahan kelas" kata seorang peserta "jelas membantu saya dalam mengajarkan bahasa Inggris secara lebih baik kepada siswa-siswi saya".
Kegiatan ini akan dilanjutkan pada tahap ketiga yang rencananya akan dilaksanakan pada 20 April mendatang.
DR Abdul Kadir Riyadi, yang bertindak sebagai penyelenggara acara ini merasa bangga bahwa kegiatan semacam ini dapat terlaksana dengan baik dan lancar.
Peraih gelar Doktor dari Universitas Cape Town (UCT) Afrika Selatan ini, mengatakan, banyak di antara "kegiatan bertaraf tinggi tidak dapat diadakan dengan sukses dan lancar mengingat kondisi bangsa yang masih karut-marut."
"Dengan kondisi yang serba ruwet dan mentalitas yang rusak, bangsa kita biasanya akan melihat terlebih dulu berapa besar uang yang akan diterima untuk mengadakan atau mengikuti acara semacam ini", katanya.
Riyadi yang juga dosen di IAIN Sunan Ampel Surabaya itu mengingatkan, kegiatan semacam ini dapat membawa manfaat besar bagi bangsa terutama bagi kaum santri yang kemampuan bahasa Inggrisnya masih sangat lemah.
Secara khusus, Riyadi mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada British Council Indonesia, PBNU, para trainer, Pengasuh Pesantren Tebuireng, dan tentunya kepada seluruh peserta.
"Acara yang tergolong unik untuk konteks pesantren salaf ini" ujar seorang santri Tebuireng "semoga dapat memotivasi para santri untuk belajar bahasa Inggris dan membuka dunianya sendiri agar dapat berpikir maju dan progressif". (dar)
Terpopuler
1
Mulai Agustus, PBNU dan BGN Realisasikan Program MBG di Pesantren
2
Zaman Kegaduhan, Rais Aam PBNU Ingatkan Umat Islam Ikuti Ulama yang Istiqamah
3
Waktu Terbaik untuk Resepsi Pernikahan menurut Islam
4
PBNU Tata Ulang Aset Nahdlatul Ulama Mulai dari Sekolah, Rumah Sakit, hingga Saham
5
Ekologi vs Ekstraksi: Beberapa Putusan Munas NU untuk Lindungi Alam
6
Terima Dubes Afghanistan, PBNU Siap Beri Beasiswa bagi Mahasiswa yang Ingin Studi di Indonesia
Terkini
Lihat Semua