Warta

PBNU Apresiasi Pengurus yang Komitmen bagi Umat di “Tahun Politik”

NU Online  ·  Selasa, 6 Januari 2009 | 09:16 WIB

Jakarta, NU Online
Tahun 2009 yang dikenal sebagai “Tahun Politik” dengan adanya pemilu legislatif dan pemilu presiden menyita perhatian banyak orang. PBNU mengapreasiasi pengurus NU dari tingkat pengurus besar sampai dengan daerah yang tetap komitmen membina ummatnya dalam situasi seperti ini.

“PBNU mengapresiasi pengurus NU yang tetap memperhatikan permasalahan ummat dalam situasi seperti ini,” kata Sekjen PBNU Dr Endang Turmudi dalam acara workshop Pengembangan Ekonomi Kehutanan Berbasis Pesantren di Jakarta, Selasa (3/1).<>

Sebagian pengurus NU, dari tingkatan tertinggi sampai tingkat terendah kini sibuk berjuang untuk menjadi anggota legislatif, sebagian lagi menjadi anggota tim suksesnya. Kondisi ini menyebabkan mereka tidak bisa memfokuskan perhatiannya kepada NU karena harus non aktif dari kepengurus sesuai dengan aturan organisasi.

Endang menjelaskan, permasalahan penyelamatan lingkungan atau hutan tak dapat dipisahkan dari persoalan ekonomi warga yang tinggal di sekitar wilayah tersebut. Warga di sekitar hutan turut memberi kontribusi terjadinya kerusakan dengan alasan agar bisa bertahan hidup.

Upaya peningkatan kesejahteraan bagi warga NU yang tinggal di sekitar wilayah hutan tersebut juga akan berdampak pada penyelamatan lingkungan alam disekitarnya yang pada akhirnya juga akan membantu penyelamatan lingkungan secara global.

Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) ini juga menjelaskan, persoalan yang patut mendapat perhatian dari PBNU adalah masalah pendidikan bagi warga NU. Harus diakui, lembaga pendidikan yang dikelola oleh warga NU saat ini masih memerlukan perbaikan yang menyeluruh.

“Jantungnya NU itu Madrasah. Ini menyangkut kualitas para pemimpin NU di masa yang akan datang,” tandasnya.
   
Gerakan Nasional Kehutanan dan Lingkungan (GNKL-NU) saat ini sudah melakukan program penghijauan di sejumlah daerah dengan membagikan bibit-bibit tanaman untuk memulihkan hutan yang gundul dan memanfaatkan lahan masyarakat yang kurang produktif. (mkf)