PBB: Lebih Dari 30 Negara Hadapi Kesulitan Kekurangan Pangan
NU Online · Selasa, 1 Maret 2005 | 07:07 WIB
Roma, NU Online
Sebanyak 36 negara di dunia akan menghadapi kesulitan kekurangan pangan akibat konflik dan cuaca buruk dan sangat membutuhkan bantuan pihak luar, kata Organisasi Pangan dan pertanian, FAO, Selasa.
Sebelas negara lainnya diperkirakan juga akan mengalami masa depan yang kurang cerah karena gagal panen, FAO menambahkan. "Masalah kekurangan pangan dapat diakibatrkan berbagai sebab namun masalah konflik dan cuaca buruk sejauh ini menjadi penyebab utama," kata FAO lebih lanjut.
<>Jumlah tertinggi negara yang mengalami krisis pangan berada di Afrika dengan catatan 23 negara. Laporan tersebut juga memberi peringatakan kepada masayarakat dunia akan situasi yang amat mengkhawatirkan di Eritrea karena tingkat jumlah curah hujan yang sangat rendah telah menyebabkan panen gagal dan mengurangi jumlah produksi dibidang peternakan."
Di Sudan badan pangan dunia tersebut memperkirakan hasil panen dibawah rata-rata akibat konflik danm musim kering yang berkepanjangan. Namun kebalikannya dinegara tetangga Ethiophia kondisi kehidupan dari segi kebutuhan dasar terjadi pebaikan sebagian besar karena negara itu mengalami pergantian musim yang jauh lebih menguntungkan dibandingkan dengan tahun-tahun lalu.
Musim yang berat yang di alami Kenya kedua kalinya tahun ini akan semakin membuat parah kesulitan pangan akibat gagalnya panen jagung yang menjadi bahan makanan utama.
Sementara musim yang bersahabat untuk kedua kalinya di Somalia membawa panen yang jauh lebih baik dan meningkatkan persediann pangan. Negara-negara lainnya yang juga dianggapa akan mengalami krisis pangan adalah Zimbwabwe, Lesotho, Swaziland dan Mauritania.
Di negara Pantai Gading suasana tidak menentu tetap menyelimuti bidang pertanian dan kegiatan pemasaran," kata laporan badan pangan dunia tersebut.
Sementara di wilayah Asia gempa buni hebat yang diikuti tsunami dinegara-negara pantai Samudra Hindia, 26 Desember lalu, "telah merusak penghidupan jutaan orang di sejumlah negara .
"Negara-negara yang paling parah terkena dampak tsunami adalah Indonesia, Sri Lanka, Maladewa, India dan Thailand," demikian laporan tersebut melanjutkan. Lebih dari 1,3 juta orang menerima bantuan pangan dan bantuan kemanusiaan telah memasuki tahapan pemulihan serta pembangunan kembali."
Laporan tersebut menenambahkan di sektor perikanan adalah bidang yang paling parah terkena pukulan tsunami, namun peternakan dan pertanian juga tak kalah parahnya.
Ditambahakan pula negara Korea Utara amat sangat membutuhkan bantuan internasional agar dapat memenuhi kebutuhan minimum pangan warganya walaupun sudah ada peningkatan produksi.
Dari Irak badan tersebut melaporkan kemungjkinan akan mengalami kenaikan produksi pertanian yang lumayan dan dimulai sejak Mei. Namun menurut satu penelitian kondisi kekurangan makan pada anak-anak bawalh lima tahun melonjak naik 7,7 persen tahun ini dibandingkan dengan tahun lalu yang menunjukkan prosentase 4 persen.(ant/mkf)
Terpopuler
1
KH Miftachul Akhyar: Menjadi Khalifah di Bumi Harus Dimulai dari Pemahaman dan Keadilan
2
Amerika Bom 3 Situs Nuklir Iran, Ekskalasi Perang Semakin Meluas
3
Nota Diplomatik Arab Saudi Catat Sejumlah Kesalahan Penyelenggaraan Haji Indonesia, Ini Respons Dirjen PHU Kemenag
4
Houthi Yaman Ancam Serang Kapal AS Jika Terlibat dalam Agresi Iran
5
Menlu Iran Peringatkan AS untuk Tanggung Jawab atas Konsekuensi dari Serangannya
6
PBNU Desak Penghentian Perang Iran-Israel, Dukung Diplomasi dan Gencatan Senjata
Terkini
Lihat Semua