Warta

PB PMII Bantu Pesantren di Aceh

NU Online  ·  Ahad, 27 Februari 2005 | 03:58 WIB

Banda Aceh, NU Online
Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII) memberikan bantuan uang dan peralatan tidur untuk anak yatim piatu di pesantren korban bencana alam dan tsunami di Nagroe Aceh Darussalam. Bantuan diberikan dalam bentuk uang yang disampaikan oleh ketua umumnya, A. Malik Haramain dalam kunjungannya ke NAD beberapa waktu lalu.

"Bantuan pertama senilai Rp 25 juta diperuntukan bagi pesantren yang kedapatan menampung yatim piatu korban tsunami 26 Desember lalu. Bantuan tersebut dikumpulkan dari cabang-cabang PMII di seluruh Indonesia dan rencananya bantuan serupa juga akan disalurkan ke beberapa pesantren lainnya. Saat ini bantuan uang tersebut sudah disalurkan di pesantren Mahyaul Ulum, Sibreuh Aceh Besar," ungkap ketua koordinator cabang (korcab) PMII Nangroe Aceh Darussalam, Armiadi kepada NU Online dalam kunjungan rombongan PBNU untuk memberikan bantuan di beberapa pesantren di NAD, Minggu (27/2).

<>

Menurut Armiadi yang beberapa orang keluarganya terkena korban tsubani ini mengatakan, bantuan uang serta penggunaannya sepenuhnya diserahkan kepada pesntren Mahyaul Ulum, karena yang mengetahui segala kebutuhan disana adalah pihak pesantren. Dikatakan Armiadi, di Mahyaul Ulum yang dipimpin oleh Tgk. H. Faisal Ali bantuan diperuntukan membuat ranjang tempat tidur untuk para santri, sesuai saran Teuku Faisal selaku pimpinan Dayah (pesantren-red). "Saat ini sudah 16 ranjang tempat tidur tingkat terbuat dari kayu yang dapat menampung sekitar 60 santri, rencananya sekitar 14 ranjang kayu lagi yang akan di buat karena masih ada 2 lokal ruangan yang belum ada ranjangnya," ungkap putera Banda Aceh ini.

Dengan dibuatkan ranjang tidur ini, lanjut Armiadi para santeri tidak lagi tidur di tenda sementara, mereka dapat istirahat dan tidur layak. Di pondok pesantren Mahyaul Ulum, seperti dijelaskan Teungku Faisal, saat ini dapat menampung 350 santri putera puteri dan sekitar 90 santri korban tsunami. "Insya Allah dengan bantuan dari PBNU dan lembaga lainnya seperti PMII dapat mencukupi kebutuhan sandang, pangan dan pendidikan para santri," ujar Teungku Faishal.

Ditambahkan, Armiadi Koorcab PMII NAD dan Pengurus Wilayah Ansor NAD selain membantu di pesantren juga mengadakan program padat karya untuk pemberdayaan pengungsi, berupa pembersihan wilayah di beberapa kawasan di Lamdingin Kuta Alam, Lamtumen Timur dan di Simelue Timur . Program ini dilakukan atas kerjasama PMII NAD-PW ANSOR NAD dengan AUSAID dan UNDP. "Ini merupakan program pertama yang baru berjalan sekitar sepuluh hari dari rencana satu bulan, jika program ini berjalan baik dan efektif akan dilanjutkan dengan program kedua," ungkap Armiadi yang di dampingi wakil ketua PW ANSOR, Imran, S.Ag selaku koordinator program padat karya tersebut.

Program ini, lanjut Armiadi dilakukan sejak 19 Februari dengan melibatkan sekitar 250 orang penduduk lokal yang menjadi korban tsunami untuk menjadi pekerja. Mereka bekerja mulai jam 8.30 Wib sampai jam 14.00. "Rata-rata mereka dibayar Rp 30 ribu per orang per hari, terdiri dari tim kebersihan dan tukang masak. Sedangkan untuk tim asistensi baik dari Ansor maupun PMII terdiri masing-masing 5 orang di biayai UNDP-AUSAID," tandas Armiadi menutup pembicaraan. (cih)