Warta

Pasukan Amerika Waspadai Ulang Tahun Partai Baath

NU Online  ·  Kamis, 17 Juli 2003 | 14:26 WIB

Jakarta, NU.Online
Pasukan koalisi pimpinan Amerika di Iraq dalam situasi waspada menjelang ulang tahun naiknya Partai Baath ke tampuk kekuasaan. Dewan pemerintahan Iraq yang baru saja dibentuk menghapus hari lubur nasional yang merayakan kudeta tahun 1968, yang melicinkan jalan buat naiknya rejim Saddam Hussein.

Di masa lalu Iraq menandai peristiwa ini dengan melakukan parade besar-besaran. Ulang tahun itu terjadi sehari setelah kepala Komando Pusat Militer Amerika, Jenderal John Abizaid, mengakui untuk pertama kalinya, pasukannya menghadapi perang gerilya.

<>

Komentar ini menandai perubahan sikap pasukan Amerika di lapangan. Pentagon sebelumnya selalu mengatakan serangan yang mereka hadapi sebagai tidak terkoordinir dan dilakukan sisa sisa anggota rejim Baath.

''Saya kira menggambarkan serangan itu sebagai taktik perang gerilya adalah penggambaran yang akurat dalam pengertian militer,'' kata jenderal Abizaid dalam brifing pertamanya. ''Tidak intense tetapi tetap saja perang.'' ungkapnya.

Serangan terus berlanjut

Lebih dari 30 tentara Amerika sejak presiden Bush mengatakan perang telah selesai 1 Mei lalu. Pada hari Rabu saja seorang tentara Amerika tewas dan dua lainnya cedera akibat bom mobil, sebuah roket darat ke udara ditembakkan ke pesawat pengangkut Amerika dan seorang tentara berpangkat Mayor dari pasukan pro Barat ditembak mati di Iraq Barat.

Jurubicara tentara Amerika mengatakan rata-rata 13 serangan terjadi tiap harinya, dari yang hanya sekadar tembakan dari seorang individu hingga ke serangan yang serius menggunakan pelontar granat dan kadang roket.

Beberapa serangan menunjukkan kalau terorganisir, terencana dan sasaran serangan yang dipilih. Jenderal Abizaid mengatakan kemungkinan serangan terus meningkat sepanjang bulan Juli ini karena banyaknya hari libur selama bulan itu.

Ia mengatakan perlawanan itu muncul dari kalangan anggota partai Baath tingkat menengah dan mantan anggota pasukan Garda Republik ditambah beberapa kelompok terioris (BBC/Cih)