Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, Rabu (10/2) kemarin di Surabaya menggelar acara silaturrahim dengan tema “Mencari Alternatif Terbaik Keutuhan Saluran Potensi Siyasi Warga NU”. Salah satu usulan yang mengemuka adalah perlunya islah atau rekonsliasi di antara partai-partai yang berbasis NU.
Silaturrahim ini dihadiri Rais Syuriyah PWNU Jatim KH Miftachul Akhyar, Ketua Tanfidziyah PWNU Jatim KH Hasan Mutawakkil Allallah. Selain itu, hadir pula salah seorang deklarator PKB KH A Muchith Muzadi. Bahkan beberapa kiai yang selama ini dikenal aktif dalam Partai Kebangkitan Nasional Ulama (PKNU) pun hadir.<>
Para kiai yang selama ini aktif di PKNU ini antara lain KH Nurul Huda Djazuli, KH Zainuddin Djazuli, KH Abdurrahman Chudori, dan KH Anwar Iskandar. Mereka hadir dalam silaturrahim ini bersama para kiai dan pengurus PKB.
Anggota Dewan Syura PKB Lily Chadijah Wahid serta beberapa pengurus PKB daerah seperti KH Abdurrahman dan KH. Hamid Al-Asna (Lampung) juga hadir. Hanya saja, Ketua Dewan Syuro PKB Ancol, KH Aziz Mansyur berhalangan hadir.
Dalam acara yang berlangsung selama hampir empat jam tersebut, beberapa kiai mengungkapkan kegelisahannya seputar kisruh politik di parpol yang kelahirannya dibidani NU, PKB.
“Islah itu mutlak. Itu harga mati,” kata KH. Agoes Ali Masyhuri, Syuriah PWNU Jatim, menyikapi konflik PKB Parung dan PKB Ancol. Hanya saja, kalau kedua belah pihak mau islah, harus menerapkan prinsip pembenahan 3 M. yaitu, Manajerial, Man, dan Money. “Kalau 3M ini tak dilakukan, ya tetap saja ruwet,” lanjutnya.
Senada dengan Gus Ali, KH Anwar Iskandar berpendapat bahwa yang sanggup menyatukan potensi politik nahdliyyin, hanyalah NU. “NU harus menjadi imam, ibtidaan wa akhiran,” katanya. Kalau potensi politik ini tidak disatukan, maka sayap politik NU akan habis pada pemilu 2013 mendatang. “Sebab, kader-kader NU akan habis dipakai parpol lain,” tukasnya.
Sementara itu KH A Muchith Muzadi mengisahkan kegelisahannya melihat konflik yang tiada habis di tubuh PKB. Tak heran jika bersama Gus Mus, pada akhir desember silam, Mbah Muchith membuat surat yang meminta agar kedua belah pihak yang bertikai segera berjabat tangan islah.
“Kalau mau bersatu, jangan merasa benar sendiri, dengarkanlah orang lain menyatakan kebenaranya,” kata kiai asal Jember ini. Maka, Mbah Muchith merasa sebagai pihak yang membidani kelahiran PKB, NU harus turun tangan memperbaikinya. “Mengenai mekanismenya, itu terserah NU. Tapi yang mau didandani (diperbaiki) jangan ngeyel (membantah, red),” kata kakak kandung KH A. Hasyim Muzadi ini.
KH Hasan Mutawakkil Allalah, Ketua PWNU Jatim mengatakan, usulan islah di antara partai-partai yang berbasis NU akan dibahas dalam Muktamar NU di Makassar Maret depan. Sebab, usulan islah itu merupakan rekomendasi dalam pertemuan para kiai dan pengurus NU. “Makanya, eman-eman (sayang sekali, red) kalau konflik ini tak berujung pada islah,” katanya. (rmz)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Inilah Obat bagi Jiwa yang Hampa dan Kering
2
Khutbah Jumat: Bahaya Tamak dan Keutamaan Mensyukuri Nikmat
3
Khutbah Jumat: Belajar dari Pohon Kurma dan Kelapa untuk Jadi Muslim Kuat dan Bermanfaat
4
Kontroversi MAN 1 Tegal: Keluarkan Siswi Juara Renang dari Sekolah
5
PBNU Tata Ulang Aset Nahdlatul Ulama Mulai dari Sekolah, Rumah Sakit, hingga Saham
6
Ekologi vs Ekstraksi: Beberapa Putusan Munas NU untuk Lindungi Alam
Terkini
Lihat Semua