Orang Indonesia lebih Suka bilang Multikutural daripada Bhinneka
NU Online · Kamis, 10 Juli 2008 | 11:37 WIB
Kepala Balitbang Depag RI Atho Mudhar berpendapat banyak orang Indonesia yang latah dan silau dengan budaya Barat sehingga banyak istilah yang sebetulnya sudah ada diinggriskan seperti multikultural, padahal di Indonesia sendiri sudah ada istilah Bhinneka Tunggal Ika.
“Ini merupakan kesilauan pada ‘kulit-kulit’ yang seharusnya tak terjadi,” katanya pada Seminar Pemeranan Majelis Taklim dlam Menanamkan Nilai-Nilai Multikultural yang diselenggarakan oleh Muslimat NU di gedung PBNU, Kamis (10/7).<>
Indonesia sendiri, sejak lahirnya sudah merupakan negara yang berbhinneka tunggal ika yang terdiri dari berbagai suku, agama, ras, kelompok dan bahasa, sebuah masyarakat yang ditandai dengan keberagaman dan saling berinteraksi dengan mayoritas umat Islam, tetapi tidak ingin menindas minoritas.
Interaksi dari berbagai budaya tersebut secara alamiah akan menimbulkan asimilasi dan akomodasi yang memperkuat identitas keindonesiaan dan memperkuat rasa kebangsaan.
Menurutnya, saat ini terdapat dua kecenderungan pemaknaan multikulturalisme dalam agama, yaitu kelompok liberal yang memaknai multikulturalisme dengan menganggap semua agama sama dan kelompok konservatif yang menganggap dirinya sendiri yang paling benar.
“Kita ini bukan yang kedua-duanya, kita meyakini kebenaran agama kita, di sisi lain, kita menghormati pemeluk agama lain,” tandasnya.
Karena itu, ia tak setuju dengan penggabungan agama, adanya agama Pancasila atau pendidikan pancaagama yang merusak tatanam masyarakat.
Amerika Dilanda Krisis Multikultural
Meskipun negara besar dan dianggap menjadi rujukan hubungan multikultural masyarakat yang baik, ternyata negeri ini juga menghadapi masalah multikultural. Ia melihat penolakan perempuan berjilbab untuk berfoto di belakang Capres Obama menunjukkan ketakutan akan adanya identitas muslim sebagai bagian dari masyarakat Amerika.
Dari sejumlah berita yang diamati NU Online, Obama juga lebih antusias untuk mendatangi gereja dan sinagog daripada datang ke masjid dan berdialog dengan umat Islam. (mkf)
Terpopuler
1
Aliansi Masyarakat Pati Bersatu Tetap Gelar Aksi, Tuntut Mundur Bupati Sudewo
2
Resmi Dilantik, Ini Susunan Pengurus LBH Sarbumusi Masa Khidmah 2025-2028
3
Ribuan Santri Pati Akan Gelar Aksi Tolak Kenaikan Tarif PBB 250 Persen hingga 5 Hari Sekolah
4
INDEF Soroti Pemblokiran Rekening yang Dianggap Reaktif dan Frustrasi Pemerintah Hadapi Judi Online
5
Obat bagi Jiwa yang Kesepian
6
Harlah Ke-81 Gus Mus, Ketua PBNU: Sosok Guru Bangsa yang Meneladankan
Terkini
Lihat Semua