Jember, NU Online
Langkah Pengurus Cabang NU Jember untuk memfungsikan masjid secara optimal, terus dilakukan. Untuk keperluan tersebut, PCNU telah membentuk 1.500 Kelompok Anak Ranting (KAR) berbasis masjid yang tersebar di seluruh Majelis Wakil Cabang (MWC) dalam lingkup PCNU Jember.
Bahkan KAR tersebut secara resmi telah dilantik oleh PCNU bersamaan dengan Haul Masyayikh dan Harlah ke-83 NU di alun-alun Jember Ahad lalu. “Ini untuk memantapkan kerja-kerja NU di tingkat pelosok desa, khususnya dalam memanfaatkan sekaligus mengamankan masjid dari rongrongan kelompok non Ahlussunnah wal Jama’ah,” kata Wakil Ketua PCNU Jember, H. Misbahussalam di aula kantor PCNU (28/1).<>
Menurut H Misbah, KAR tersebut sebenarnya sudah lama menggunakan masjid sebagai sentral kegiatan dalam upaya mensyiarkan ajaran ahlussnnah wal jama’ah. Dewasaini, katanya, KAR berbasis masjid semakin terasa diperlukan lantaran terdapat indikasi munculnya kelompok lain yang mencoba merebut masjid dan sekaligusmemanfaatkannya untuk menghancurkan ajaran dan kultur NU.
Strateginya, mereka mula-mula bersosialisasi cukup baik dengan pengurus masjid yang notabene warga atau tokoh ranting NU. “Tapi setelah menguasai masjid, para kiai NU ditendang satu persatu, dan akhirnya mereka pegang kendali masjid. Maka habislah tahlil, yasinan dan sebagainya di masjid itu,” jelasnya.
Ditambahkannya, ke depan PCNU Jember akan terus memperbanyak KAR di setiap MWC NU, terutama di daerah-daerah yang keberadaan masjidnya sudah menjadi incarankelompok non ahlussunah wal jama’ah.
“Benar kata KH. Hasyim Muzadi, kalau dulu sandal orang NU dicuri, sekarang masjidnya juga dicuri,” terangnya (ary).
Langkah Pengurus Cabang NU Jember untuk memfungsikan masjid secara optimal, terus dilakukan. Untuk keperluan tersebut, PCNU telah membentuk 1.500 Kelompok Anak Ranting (KAR) berbasis masjid yang tersebar di seluruh Majelis Wakil Cabang (MWC) dalam lingkup PCNU Jember.
Bahkan KAR tersebut secara resmi telah dilantik oleh PCNU bersamaan dengan Haul Masyayikh dan Harlah ke-83 NU di alun-alun Jember Ahad lalu. “Ini untuk memantapkan kerja-kerja NU di tingkat pelosok desa, khususnya dalam memanfaatkan sekaligus mengamankan masjid dari rongrongan kelompok non Ahlussunnah wal Jama’ah,” kata Wakil Ketua PCNU Jember, H. Misbahussalam di aula kantor PCNU (28/1).<>
Menurut H Misbah, KAR tersebut sebenarnya sudah lama menggunakan masjid sebagai sentral kegiatan dalam upaya mensyiarkan ajaran ahlussnnah wal jama’ah. Dewasaini, katanya, KAR berbasis masjid semakin terasa diperlukan lantaran terdapat indikasi munculnya kelompok lain yang mencoba merebut masjid dan sekaligusmemanfaatkannya untuk menghancurkan ajaran dan kultur NU.
Strateginya, mereka mula-mula bersosialisasi cukup baik dengan pengurus masjid yang notabene warga atau tokoh ranting NU. “Tapi setelah menguasai masjid, para kiai NU ditendang satu persatu, dan akhirnya mereka pegang kendali masjid. Maka habislah tahlil, yasinan dan sebagainya di masjid itu,” jelasnya.
Ditambahkannya, ke depan PCNU Jember akan terus memperbanyak KAR di setiap MWC NU, terutama di daerah-daerah yang keberadaan masjidnya sudah menjadi incarankelompok non ahlussunah wal jama’ah.
“Benar kata KH. Hasyim Muzadi, kalau dulu sandal orang NU dicuri, sekarang masjidnya juga dicuri,” terangnya (ary).
Terpopuler
1
Khutbah Jumat HUT Ke-80 RI: 3 Pilar Islami dalam Mewujudkan Indonesia Maju
2
Ketua PBNU Sebut Demo di Pati sebagai Pembangkangan Sipil, Rakyat Sudah Mengerti Politik
3
Khutbah Jumat: Kemerdekaan Sejati Lahir dari Keadilan Para Pemimpin
4
Khutbah Jumat: Refleksi Kemerdekaan, Perbaikan Spiritual dan Sosial Menuju Indonesia Emas 2045
5
Khutbah Jumat Bahasa Jawa: Wujud Syukur atas Kemerdekaan Indonesia ke-80, Meneladani Perjuangan Para Pahlawan
6
Sri Mulyani Sebut Bayar Pajak Sama Mulianya dengan Zakat dan Wakaf
Terkini
Lihat Semua
