Warta

NU Suarakan Perdamaian Sampai ke Pojok-Pojok Dunia

NU Online  ·  Rabu, 24 November 2010 | 08:28 WIB

Jakarta, NU Online
NU dikenal sebagai masyarakat yang sangat mendukung toleransi dan menghargai keberagaman untuk menciptakan perdamaian. Upaya tersebut tak hanya dilakukan terbatas di Indonesia, tetapi juga pojok-pojok dunia lainnya.

Ketua PBNU Marsyudi Syuhud baru-baru ini berkunjung ke Kenya, salah satu negara di Afrika untuk turut mensyuarakan ajaran perdamaian di dunia bersama dengan Global Peace Foundation. <>

“PBNU diminta disana ngomong tentang perdamaian yang intinya menyatukan rakyat. NU turut mendirikan negara ini yang berbhinneka tunggal ika dan berdasarkan Pancasila yang menghargai seluruh kelompok,” katanya kepada NU Online, Rabu.

Kepada para tokoh muslim disana, Dosen di Universitas Trisakti ini juga menyampaikan bahwa Pancasila juga bermuara pada Ketuhanan yang Maha Esa yang merupakan sila pertama yang menjadi step of stone.

Kenya juga negara yang plural dengan pemeluk Islam sekitar 30 persen. Dengan posisi seperti itu, pemahaman tentang keragaman dan pembagian peran yang seimbang antara berbagai kelompok menjadi sangat penting.

“Mereka belajar dari kita untuk bisa memahami perbedaan pendapat, menyatukan perbedaan pendapat, yang disitu backgroundnya ada agama. Persis di Indonesia. Disana juga ada berbagai agama maka saya sampaikan tentang Pancasila yang menjadi landasan negera, yang disana sekarang lagi dibentuk,” jelasnya.

Ia berada di Kenya selama lima hari dan menyampaikan tiga sesi pidato, sesi penjelasan tentang Pancasila, dialog antar agama dan juga diminta menyampaikan doa perdamaian

Acara tersebut dihadiri dua orang presiden, yaitu Presiden Kenya Mwai Kibaki dan Presiden Ethiopia Girma Wolde-Giyorgis Lucha. Keduanya hadir dan mengirim banyak utusan mengingat banyak permasalahan perdamaian yang dihadapi negara tersebut.

Mengenai situasi umat Islam disana, Marsyudi menjelaskan, persoalan keagamaan yang dihadapi disana mirip dengan di Indonesia, yaitu adanya kelompok yang terlalu ke kiri atau terlalu ke kanan. Kelompok seperti ini terdapat dalam semua agama.

“Maka model NU kan model tasamuh dan tawazun, itulah yang lagi kita kembangkan untuk mereka. Jadi paham NU diharapakn bisa berkembang disana. Ini sangat penting. (mkf)