Warta

NU Mengatasi Korupsi dengan Membangun Manusianya

NU Online  ·  Rabu, 6 Agustus 2003 | 07:51 WIB

Jakarta, NU Online
“Dalam upaya untuk memberantas korupsi yang sudah kronis di Indonesia saat ini yang bisa dilakukan NU adalah pembangunan manusianya”, Ungkap Kwik Kian Gie dalam Orientasi Kebangsaan dan Workshop Pemberantasan Korupsi yang diadakan PBNU di  Lt 8 Graha PBNU Jakarta (5/08).

Mulai tanggal 5-7 Agustus NU Menyelenggarakan acara ini yang dilatarbelakangi oleh keprihatinan NU atas korupsi yang semakin menggila di Indonesia sehingga NU mencoba mengambil peran dengan pendekatan, modus operandi, strategi dan solusi pemberantasan korupsi yang berbeda sesuai dengan kultur NU.

<>

Acara ini merupakan acara NU bekerjasama dengan UNDP Partner yang mengikutsertakan seluruh elemen NU, mulai dari pengurus wilayah NU seluruh Indonesia sampai dengan badan otonom, lajnah, dan lembaga NU sehingga setelah acara ini mereka diharapkan dapat mendukung pelaksanaan program ini.

Kwik mengutip pernyataan Bung Hatta yang dikenal sebagai tokoh bersih bahwa korupsi di Indonesia sudah membudaya. “Masyarakat kita memang lebih menghormati orang yang kaya secara material dari pada kaya moral, walaupun caranya maling. Orang kaya seperti itu mencari simbol kekayaan untuk mendapat kehormatan. Hal ini sudah menjadi way of life. Lambat laun korupsi tidak ada hubungannya dengan mencuri atau yang lain” ungkapnya.

Hal-hal yang sebenarnya merupakan tindakan pelanggaran dan korupsi sekarang bahkan dianggap sebagai hal yang biasa. Kwik Mencontohkan “Ibu-ibu sekarang bangga melihat anaknya menyuap pihak birokrat seperti pembuatan SIM, inilah moral masyarakat kita. Maka KKN sudah berada pada titik nadir. Kalau KKN bangsa kita lebih dari sekarang ini. Hancurlah bangsa kita ini. Dalam SDA Indonesia, baik hutan, minyak, ikan laut, pasir dll dijual ke negara lain. Dan kita mengemis ke yang lain,”

Saat ini puluhan juta rakyat Indonesia masih dalam kondisi miskin. Namun demikian dalam keterbelakangan ini bangsa ini malah ditakut-takuti. “Sehingga saya mengemis pada IMF untuk hutang. Yang memerintah Indonesia kita bukan Megawati tapi orang asing. IMF, agen ekonomi Amerika, IMF bukan lembaga ekonomi tapi lembaga politik. Prioritas program saya ketika di kabinet Gus Dur adalah pemberantasan KKN. Karena itulah biang kerusakan bangsa ini,” tambahnya.

Kwik memberikan resep untuk mengatasi karupsi adalah seperti yang dilakukan oleh Singapura, yaitu carrot and steak, “Beri pendapatan secukupnya kalau masih korupsi kita pukul sekerasnya. Terus bagaimana sumber keuangan (APBN) untuk gaji PNS, bagaimana presiden dan lembaga ini kita tambah. Dirjen, Pimpro kalau masih berani korupsi kita hukum seberat-beratnya,” tegasnya.

Tahun 1965 Singapura sudah mulai melaksanakan dan China menyusul kemudian dan sekarang sudah terlihat hasilnya.

Lalu bagaimana cara memulainya, Kwik mengatakan harus dimulai dari penguasanya dulu. China juga dimulai dari Perdana Menteri Cina. Zungro Zhi. Bangsa Korea juga bisa maju dan berhasil melewati krisis karena ada keberanian pemimpin.

Sebagai pilot proyek Kwik ingin menjadikan BPPN sebagai kelinci percobaan. “Kunci dari persoalan ini adalah pembangunan manusia. Apapun yang kita lakukan baik, institutional building, maupun pembuatan UU, tapi jika manusianya rusak, maka nggak ada gunanya. Sistem komputer yang sangat rapi bahkan bisa membantu dalam pelaksanaan korupsi,” ungkapnya.(mkf)