NU Lemah Jika Nilai Juang Runtuh

Brebes, NU Online
Nahdlatul Ulama (NU) akan lemah jika nilai-nilai juang warga NU (Nahdliyin) runtuh. Tempo dulu, dengan berbagai keterbatasan namun dengan daya juang yang tinggi warga NU mampu melaksanakan program-program dengan sukses.

Demikian disampaikan Pengasuh Pondok Pesantren Modern Al Falah Jatirokeh Songgom Brebes H Moh. Nasrudin saat mengisi Tausiyah Halal Bi Halal  yang digelar GP Ansor dan IPNU-IPPNU Anak Cabang Losari Brebes, Jateng di Halaman Assyifa Entertainment Desa Limbangan Losari, Ahad (12/10) kemarin.<>

“Kalau dulu untuk menggelar pengajian NU, secara spontan pasti ibu-ibu membawa ponggol (makanan yang dibungkus daun pisang, red),” kenang Nasrudin.

Turunnya nilai juang Nahdliyyin, lanjutnya, bisa dikarenakan NU diseret-seret ke ranah Partai Politik. “NU diseret-seret seperti partai politik, akibatnya di NU dianggapnya bisa mendapatkan duit,” kritiknya.

Dia menyayangkan beberapa gelintir oknum demi menduduki ketua Ansor misalnya, lalu main politik uang. Namun setelah jadi Ketua malah membiarkan Ansor bergerak liar tanpa kendali.

“Makanya, ketika orang masuk Ansor dianggapnya akan mendapatkan duit lagi, dan inilah yang kemudian meruntuhkan nilai-nilai juang NU sejati,” ungkap Nasrudin.

Sebagai mantan Ketua Ansor, Nasrudin sangat menyayangkan sikap menyeret Ansor ke ranah politik. “Budaya shodaqoh Nahdliyin, sebenarnya amat kuat meskipun dalam keterbatasan. Tapi justru dari yang kecil-kecil itu menjadikan NU besar,” urainya.

Maka, dia wanti-wanti kepada Ansor, Fatayat, IPNU-IPPNU untuk bersama-sama memperbaiki setahap demi setahap dengan tetap menanamkan nilaii-nilai juang NU yang sepi ing pamrih ramai ing gawe (berjuang tanpa pamrih: red).

“Lima, sepuluh atau lima belas tahun ke depan NU akan tetap eksis kalau Ansor, Fatayat dan IPNU-IPPNU nya bisa merubah keadaan yang lebih baik,” harapnya. (was)