NU Jombang Kembali Wacanakan “Ahlul Halli wal ‘Aqdi”
NU Online · Selasa, 16 Maret 2010 | 11:04 WIB
Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Jombang mengusulkan Ketua Umum PBNU tidak dipilih oleh para peserta muktamar atau Muktamirin yang mewakili wilayah dan cabang NU seluruh Indonesia, namun dipilih oleh semacam dewan syuriyah otoritatif atau Ahlul Halli wal ‘Aqdi.
“Kita sepakat pimpinan NU adalah Syuriah, sementara Tanfidziyah sebagai pelaksana,” ujar Ketua PCNU Jombang, KH Isrofil Amar dalam pembahasan draft AD/ART NU menjelang persiapan pemberangkatan ke Makassar, Ahad (14/3) lalu.<>
Salah seorang peserta dalam pembahasan itu berpendapat, jika Rais Aam dan Ketua Umum dipilih muktamirin akan terjadi dua matahari kembar, dan hal itu tidak boleh terjadi. “Sepanjang Tanfidziyah dipilih muktamirin,akan ada matahari kembar,” ujarnya.
Mekanisme pemilihan oleh Ahlul Halli wal ‘Aqdi dimaksudkan untuk mewujudkan kepatuhan Ketua Umum kepada Rais Aam.
“Mungkin di masa dulu tidak masalah, dulu royo’an moh (sali tidak mau diangkat), sekarang ini kalau tidak. Jadi usul ini dengan melihat perkembangan yang ada ini,” ujar Rais Syuriah PCNU Jombang KH Abd. Nashir Fattah.
“Jadi kita usulkan Ketua Umum dipilih oleh Ahlul Halli wal ‘Aqdi,” pungkas cucu Kiai Wahab Hasbullah dan Kiai Bisri Syansuri ini yang diamini para peserta pembahasan.
Sebelumnya, Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jatim malah mengusulkan Ketua Umum PBNU tidak dipilih oleh para peserta muktamar yang mewakili wilayah dan cabang NU seluruh Indonesia, juga bukan oleh Ahlul Hallai wal Aqdi, namun dipilih langsung oleh Rais Aam terpilih. (yus)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat HUT Ke-80 RI: 3 Pilar Islami dalam Mewujudkan Indonesia Maju
2
Ketua PBNU Sebut Demo di Pati sebagai Pembangkangan Sipil, Rakyat Sudah Mengerti Politik
3
Khutbah Jumat: Kemerdekaan Sejati Lahir dari Keadilan Para Pemimpin
4
Khutbah Jumat: Refleksi Kemerdekaan, Perbaikan Spiritual dan Sosial Menuju Indonesia Emas 2045
5
Sri Mulyani Sebut Bayar Pajak Sama Mulianya dengan Zakat dan Wakaf
6
Khutbah Jumat Bahasa Jawa: Wujud Syukur atas Kemerdekaan Indonesia ke-80, Meneladani Perjuangan Para Pahlawan
Terkini
Lihat Semua