Warta

NU Jombang Bantu Petani Atasi Tengkulak

NU Online  ·  Ahad, 7 Maret 2010 | 04:11 WIB

Jombang, NU Online
Nilai-nilai keagamaan perlu diejawantahkan dalam kehidupan sehari-hari. Berangkat dari situlah NU Jombang mengambil inisiatif untuk turun langsung meringankan problem keumatan khususnya petani yang mayoritas warga Nahdliyin.

“NU sebagai organisasi sosial keagamaan, peranannya dalam bidang keagamaan saya kira sudah cukup jelas, tinggal aspek sosial menyangkut kehidupan warga kita salah satunya masalah ekonomi, khususnya petani agar dapat memperoleh kehidupan yang layak,” urai KH Hamid Bisri atau yang lebih akrab disapa Gus Mamik di Jombang, Ahad (7/3)..<>

Hampir setiap memasuki musim panen raya petani di Jombang selalu dihadapkan pada persoalan turunnya harga gabah yang ini disebabkan oleh sistem tata niaga gabah di Jombang tidak memberi pilihan daya tawar pada petani.

Seharusnya persoalan ini tidak perlu terjadi seandainya dinas pertanian, Bulog serta dinas pengadaan pangan bekerja sama untuk memperkuat pembinaan kelompok tani serta mengawal pengamanan harga gabah termasuk melalui sosialisasi Harga Pembelian Pemerintah (HPP) dan tabel rafraksi (penyesuaian).

Problem semakin bertambah dengan tidak adanya pembatasan masuknya stok baik gabah maupun beras dari luar kota Jombang. “Sekarang ini tengkulak larinya ke Sragen, Madiun, Caruban karena di sana lebih dulu panen rayanya, semestinya ada pembatasan stok beras dari luar kota,” keluh Ngadiman Setiobudi dari kelompok terpadu Sukses Mandiri Pulorejo, Tembelang.

Menurut Muhammad Subhan, Ketua Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama (LP2NU) yang juga sekaligus pelaksana realisasi kerja sama antara NU dengan Bulog, dipicu dari kegagalan sebelumnya di mana peran NU ternyata tidak cukup hanya berupa dorongan, imbauan bahkan pressure sehingga diambil kesimpulan untuk berpartisipasi secara nyata.

Sejauh ini melalui wadah koperasi yang diberi nama Kartika Nawa, NU Jombang telah berhasil membuahkan kesepakatan bersama dengan lembaga Bulog subdrive Surabaya Selatan untuk menjalin kemitraan penjualan gabah bagi petani-petani khususnya kalangan Nahdliyin.

Meskipun kesepakatan sudah dibuat namun Subhan mengaku timnya akan tetap bekerja secara profesional, keseriusan ini dibuktikan dengan mengadakan pelatihan relawan pengawas mutu gabah agar nantinya gabah yang dijual sesuai dengan standar yang ditetapkan.

“Kemarin kan kita sudah berkomunikasi dengan Bulog. Ada beberapa fasilitas yang diberikan oleh Bulog pada kita tetapi tidak serta menjadi manja,” ujar Subhan. (mtb)