Warta JELANG MUKTAMAR

NU Harus Dipimpin Orang Berpikir Besar

Sab, 20 Maret 2010 | 02:06 WIB

Jakarta, NU Online
Sebuah organisasi besar karena memiliki jumlah anggota besar dan sekaligus memiliki pemimpin yang berpikir besar. Dahulu NU maju dan disegani baik oleh pemerintah Indonesia, termasuk oleh penjajah Belanda dan Jepang termasuk Inggris, karena NU dipimpin oleh orang-orang yang berpikir besar.

Demikian disampaikan peneliti sosial H Enceng Shobirin Najd kepada NU Online di kantor PBNU Jakarta, Sabtu (20/3) terkait pelaksanaan Muktamar NU. Menurut Enceng yang juga anggota tim perumus komisi rekomendasi Muktamar ke-32 NU, pemikiran besar bisa lahir dari anak-anak orang kecil dari kalangan warga NU.<>

“Dahulu memang NU kebanyakan berasal dari anaknya orang kecil tapi mampu berpikir besar, sehingga NU menjadi organisasi besar dan disegani, baik oleh kawan maupun lawan. PKI dan Masyumi tidak bisa sembarangan terhadap NU, bahkan mereka sangat tergantung pada keberadaan NU,” katanya.

Namun keadaan sekarang sangat berkebalikan. Organisasi NU, katanya, banyak dipimpin oleh anak orang besar tetapi berpikir kecil dan berwatak kerdil. Demikian juga banyak tokoh anak orang-orang kecil, tetapi mereka sekaligus berpikir kecil, sehingga tidak membawa kemajuan bagi NU.

“Saat ini memang terjadi anomali sosial bahkan anomali kebudayaan karena tidak ada pengkaderan dan dalam kehidupan sosial tidak ada rasa saling percaya. Dengan terjadinya anomali ini siapa saja bisa menjadi pemimpin meski tanpa kualifikasi. Saat ini siapa yang punya ambisi bisa menjadi pemimpin, sementara orang pandai cenderung disingkirkan,” katanya

Menurutnya, anomali itu jika dibiarkan bisa membuat krisis sosial dan krisis kebudayaan, akibatnya nergara akan mengalami kemerosotan secara budaya. (nam)