Warta

NU Adalah Gerakan Pemikiran dan Sosial Keagamaan

NU Online  ·  Jumat, 11 Juli 2003 | 11:18 WIB

Jakarta, NU Online
NU adalah merupakan sebuah gerakan pemikiran yang tumbuh sesuai dengan konteks zamannya, bahkan Taswirul Afkar yang merupakan embrio kelahiran NU pada tahun 1926, juga merupakan sebuah gerakan pemikiran pada kegelisahan-kegelisahan atas kondisi sosial masa itu.

Pernyataan tersebut diungkapkan Ketua Umum PWNU Jatim menanggapi maraknya dunia politik saat ini yang banyak menggoda warga NU untuk terjun di dalamnya. “Gerakan pemikiran NU tetap tumbuh dimana-mana dalam bentuk halakoh-halakoh yang tumbuh di berbagai pesantren atau dalam kampus dan gerakan tersebut terus berproses dan berevolusi. “Jadi jangan khawatir gerakan pemikiran di NU akan luntur oleh zaman karena memang NU tumbuh dari gerakan pemikiran,” ungkapnya.

<>

Sebagai satu proses dalam gerakan pemikiran Ali Maschan mengatakan bahwa kalau dulu interpretasi terhadap Qur’an dan Hadist masih bersifat tekstual, sekarang sudah bersifat kontekstual dan bahkan dikalangan pemikir muda NU banyak yang cenderung bersikap liberal dalam arti mempertanyakan kitab kuning.

Namun demikian pada intinya gerakan pemikiran mereka merupakan kombinasi antara kekuatan rasio dan wahyu dalam arti bahwa para pemikir muda sekarang menganggap situasi obyektif lebih penting daripada memaksakan sesuai dengan kitab kuning karena kondisi sosial budaya yang memang jauh berbeda.

Al Qur’an dan Hadist yang multi interpretatif menyebabkan banyak sekali aliran-aliran dalam Islam dan agar semua hal tersebut bisa berjalan tanpa menimbulkan konflik yang destruktif, maka perlu diadakan dialog  secara terus menerus.

“Jadi, citra bahwa NU adalah kaum sarungan yang statis, yang hanya membabi buta dan menelan mentah-mentah kitab kuning tanpa melakukan kritisi adalah sebuah stigma belaka, NU adalah sebuah gerakan yang terus berproses,” ungkap Ali Maschan. (mkf)