Warta

Nakamura: NU Memiliki Posisi Starategis dalam Geopolitik

NU Online  Ā·  Jumat, 19 Maret 2010 | 07:15 WIB

Jakarta, NU Online
Muktamar ke-32 Nahdlatul Ulama (NU) kali ini memiliki posisi penting dan stratgis dalam konstalasi politik internasional dewasa ini. Dalam suasana keamanan dunia yang tidak kondusif, di mana Islam menjadi faktor utamanya, maka NU sebagai kekuatan Islam moderat memiliki peran penting untuk menjaga kedamaian dan keamanan dunia dewasa ini.

Menurut Prof Mitsuo Nakamura, peneliti dari Ciba Uninersity Jepang, selama ini NU memang telah terlibat dalam percaturan politik internasional. Menurutnya, sehingga peran penyeimbang tersebut bisa dilaksanakan dengan baik.<>

"Hanya saja, muktamar ini diperlukan penegasan lebih jauh sebab tantangan yang dihadapi dunia ini semakin besar", katanya saat berkunjung ke kantor PBNU Jakarta, Jum’at (19/3). Ia bersama istrinya yang juga seorang antropolog yang menulis tentang pesantren.

Dikatakannya, dalam Muktamar ini memang NU perlu konsolidasi diri dan menyelamatkan diri, dengan demikian baru bisa menjalankan peran untuk menyelamatkan dunia.

Nakamura yang mengikuti Muktamar NU sejak Muktamar ke-28 di Semarang 1979 juga melihat bahwa saat ini NU masih tetap kuat mengembangkan tradisi pemikiran yang radikal dalam arti pemikiran yang sangat serius dan mendalam.

Dengan demikian tidak aneh kalau di NU lahir pemikir-pemikir besar setelah Gus Dur. Ini perkembangan yang tidak terjadi di organisasi lain di Indonesia. Dunia internasional menurut professor emiretus ini memang membutuhkan peran NU untuk menyeimbangkan kekuatan politik dunia agar tidak terjebak dalam kutub pertentangan yang ekstrem.

Pakar politik dari Jepang ini yakin bahwa NU masih memiliki kemampuan mengemban tugas dan harapan dari masyarakat dunia ini. ā€œKarena itu saya tetap setia datang mengikuti Muktamar NU sampai kapan pun. Bagaimanapun NU tetap merupakan fenomena yang menarik dan penting untuk diamati,ā€ katanya. (mdz)