Warta

Muslimat Masih Kerap Diintimidasi

NU Online  ·  Ahad, 4 Januari 2009 | 04:57 WIB

Bangkalan, NU Online
Ketua Umum Muslimat NU non aktif yang juga Calon Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa, mengatakan menjelang coblosan ulang Pilgub Jatim yang akan digelar 21 Januari mendatang kader Muslimat NU di Madura masih kerap diintimidasi dan diancam oleh pihak-pihak tertentu.

"Akhir-akhir ini kalau ada Muslimat NU mau bikin acara, di tempat acara pada malam harinya didatangi orang dan meminta acara dipindah atau dibatalkan," kata Khofifah saat menghadiri kegiatan Safari Muharram PC Muslimat NU Bangkalan, di Desa, Banyubuneh, Galis, Bangkalan, Sabtu.<>

Kasus tersebut, kata mantan Menteri Pemberdayaan Perempuan era Gus Dur ini, banyak terjadi di Kabupaten Bangkalan dan diduga kuat hal itu terjadi karena massa Muslimat NU merupakan pendukung militan pasangan Khofifah-Mudjiono (Ka-Ji) pada Pilgub Jatim.

"Saya heran, kenapa kalau Muslimat NU bikin acara kok diganggu. Mestinya hal-hal seperti itu tak terjadi, jika kita menghormati perbedaan pendapat," kata Khofifah di hadapan ribuan pendukungnya.

Dia mengatakan pada era reformasi segala bentuk ancaman seharusnya tidak terjadi lagi karena cara-cara tersebut adalah warisan orde baru yang tidak patut diterapkan. "Sekarang ini era reformasi. Kok masih ada cara-cara seperti itu," ungkapnya.

Khofifah minta para kader Muslimat untuk tetap meneruskan perjuangan, meski tantangan yang dihadapi cukup berat. "Kita harus kuat dan sabar. Perjuangan ini berat, tapi tak boleh menyerah," katanya.

Menjelang coblosan ulang Pilgub Jatim di Bangkalan dan Sampang, Khofifah dan pasangannya Mudjiono makin aktif mendekati pemilih. "Saya dan Pak Mudjiono akan terus muter (keliling) menyapa pemilih. Insyaallah, perjuangan ini diridhoi Allah," kata Khofifah.

Sebelum menghadiri safari muharram Muslimat NU Bangkalan, dengan didampingi Nyai. Hj. Azizah Ma'sum dari Lasem, Khofifah bersilaturrahmi ke Pondok Pesantren Nahdlatut Thullab, Prajan, Camplong, Sampang.Ia dan rombongan ditemui Nyai. Hj. Nur Jihan dan KH Muhammad Mu'afi (Ra Mamak). (ant/sub)