Warta

Mudik Menyenangkan Meski Melelahkan

NU Online  ·  Kamis, 24 September 2009 | 10:17 WIB

Bakauheni, NU Online
Para pemudik menganggap perjalanan ke kampung halaman dalam rangka berlebaran bersama keluarganya tetap menyenangkan, meski perjalanan itu melelahkan.

Menurut seorang pemudik yang akan balik dari Bandarlampung ke Jawa Barat, Sukarna, di Bakauheni, Rabu, perjalanan mudiknya sangat melelahkan karena membutuhkan waktu sehari semalam dari Jawa Barat sampai ke Bandarlampung.<>

Apalagi ia membawa istri dan anak-anaknya mudik menggunakan sepeda motor.

Ia memilih mudik menggunakan motor agar terhindar dari kemacetan serta berdesak-desakan di dalam bus.

"Saya memilih mudik dan balik tetap dengan bermotor karena tidak ingin berdesak-desakan, meski membawa anak balita," kata dia.

Selain itu, Sukarna berpendapat bahwa perjalanan mudik dengan menggunakan sepeda motor dapat memperkecil pengeluaran dan lebih cepat sampai ditujuan.

Meski melelahkan, ia menyebutkan perjalanan mudik itu tetap menyenangkan.

Hal senada juga diungkapkan pemudik asal Kabupaten Rembang Jawa Tengah, Antonius, ketika ditemui di Pelabuhan Bakauheni.

"Mudik sebenarnya perjalanan yang melelahkan, karena harus berdesak-desakan di bus," katanya.

Selain itu, dia mengatakan dirinya mudik karena orang tuanya berada di Lampung, sehingga mau tidak mau setiap tahunnya harus pulang dan bersilaturahmi.

"Tapi setelah sampai rumah bertemu dengan keluara rasa lelah hilang, tinggal memikirkan kembalinya," ujar dia.

Dia mengatakan tradisi mudik membutuhkan biaya yang cukup besar sehingga jauh-jauh hari harus mengumpulkannya, karena gaji dari pekerjaan di Jawa Tengah hanya pas-pasan, ditambah lagi dengan harus memberi uang kepada keponakan-keponakannya saat berlebaran.

"Untuk ongkos sendiri dari Jawa bolak balik tidak cukup Rp1 juta, apalagi di perjalanan semuanya mahal" kata dia.

Dia mengatakan keputusannya untuk kembali lebih cepat karena kantornya hanya memberikan izin mudik hingga H+5.

Ia harus kembali bekerja tepat waktu serta meninggalkan keluarganya, meskipun masih ingin berkumpul lebih lama karena berjumpa hanya setahun sekali.

Pemudik asal Kabupaten Lampung Timur yang bekerja di Tangerang sebagai staf penjualan di sebuah perusahaan kosmetika, Feronika mengatakan bahwa perjalanan mudik merupakan kewajiban setiap tahunnya, karena harus berkumpul dengan keluarganya saat Lebaran.

"Kalau Lebaran tidak pulang, di kontrakan sendirian karena teman mudik semua, dan sedih rasanya kalau tidak berkumpul dengan keluarga saat Lebaran," kata dia.

Dia mengaku biaya yang dikeluarkan saat mudik tidak seberapa karena jarak Lampung dan Tangerang hanya membutuhkan perjalanan sebentar dan biayanya murah.

Dia mengatakan keputusan untuk segera kembali ke Tangerang karena perusahaannya hanya memberikan jatah cuti sebentar sehingga harus siap bekerja kembali.

"Kalau tidak ada hambatan, setiap tahun selalu mudik karena sudah menjadi kebiasan, meskipun melelahkan," katanya. (ant/mad)