Warta

Mubes Warga NU Bukan Muktamar Tandingan

NU Online  ·  Jumat, 8 Oktober 2004 | 03:15 WIB

Jakarta, NU Online
Musyawarah Besar (Mubes) Warga NU di Pesantren Babakan, Ciwaringin, Cirebon, Jawa Barat pada 8-10 Oktober bukan merupakan muktamar tandingan, karena tidak membicarakan figur, melainkan justru memberi masukan materi kepada forum muktamar.

"Itu bukan muktamar tandingan, tapi membicarakan NU ke depan untuk direkomendasikan kepada muktamar, kami tidak akan bicara figur, meski ada beberapa pimpinan PBNU yang bersedia hadir," kata anggota OC Mubes Warga NU Abdul Quddus Salam di Surabaya.

<>

Di sela-sela persiapan keberangkatannya ke Cirebon bersama satu bus rombongan asal Jatim, ia menjelaskan beberapa pimpinan PBNU yang bersedia hadir antara lain Gus Dur dan KH Ilyas Ruchiyat (mustasyar), Masdar F Mas'udi (Katib Syuriah PBNU), dan Masykur Maskub (Lakpesdam).

"KH Sahal Mahfudh (Rois Aam Syuriah PBNU) dan Gus Mus (Syuriah PBNU) sudah menyatakan tidak hadir, tapi KH Muhaiminan Gunardo, Mbah Liem, KH Yahya Masduqi (tuan rumah), dan beberapa kyai kultural siap hadir, sedangkan KH Abdullah Abbas (Buntet) dan KH Abdullah Faqih (Langitan) masih dikonfirmasi," katanya.

Menurut dia, 500-1.000 peserta Mubes dari Jatim, Jateng, Jabar, DKI Jakarta, Banten, Bali, Lampung, DIY Yogakarta, Sulsel, Sumut, Jambi, Maluku, dan Aceh itu meliputi kiai kultural, kiai muda, kaum muda NU (KMNU), petani, nelayan, kaum miskin kota, dan buruh migran.

"Dari situ sudah jelas bahwa kami akan memperbincangkan persoalan warga NU yang selama ini kurang terperhatikan dan memperteguh posisi NU sebagai organisasi keagamaan dan sosial yang mengurus pendidikan, keagamaan, sosial, sektor informal, HAM, dan budaya, bukan politik," katanya.

Hasilnya, katanya, akan disumbangkan kepada Muktamar ke-31 NU di Solo pada 28 Nopember-2 Desember mendatang dalam bentuk buku untuk muktamirin, rekomendasi kepada panitia materi Muktamar ke-31, dan beberapa paper usulan untuk pilot project formasi gerakan NU ke depan.

"Karena itu, format kegiatan Mubes Warga NU itu akan dikemas dalam bentuk sema'an Al-Qur'an, pengajian, bahtsul masail, pentas seni budaya, bazar dan pameran produksi warga NU. Untuk dana pun, kami kumpulkan secara swadaya," katanya.

Bahkan, katanya, kegiatan yang diperkirakan menelan dana Rp205,2 juta itu akan dibiayai dengan iuran dari beberapa peserta, iuran dari panitia lokal di Pesantren Babakan, dan partisipasi warga NU Cirebon dalam bentuk uang, beras, dan logistik lainnya.

Tentang kegiatan pokok, ia mengatakan bahtsul masail dan bedah buku akan menjadi acara pokok dengan materi ke-NU-an, Gerakan Sosial Warga NU, Pesantren dan Pendidikan, Capital Resources NU, Seni dan Budaya Pesantren, Demoralisasi, Khittah NU, dan Pembaruan.

"Semuanya akan dibahas sejumlah pembicara, diantaranya KH Tholhah Hasan, DR Mahasin, Agus Sunyoto, MM Billah, DR M Ali Haidar, Gus Dur, Ahmad Tohari, DR Mochtar Mas'ud, KH Malik Madani, DR Thoha Hamim, A Gaffar Rahman, D Zazawi Imron, dan sebagainya," katanya.

Mengenai kesiapan Jatim sendiri, ia menambahkan peserta dari Jatim akan berangkat dengan bus (satu bus), mobil (puluhan), dan kereta api (perorangan). "Ada yang sudah berangkat, tapi paling akhir akan berangkat sore ini," katanya. (Mi/Cih)

Â