Miliaran meter persegi lahan wakaf yang tersebar di seluruh Indonesia belum dimanfaatkan secara optimal alias terlantar, karena masih dikelola secara konvensional. Ketua Pelaksana Badan Wakaf Indonesia (BWI), Prof KH Muhammad Tholhah Hasan, mengatakan, pengelolaan lahan wakaf perlu ditangani secara modern agar bermanfaat bagi kepentingan umum.
"Secara nasional, hasil inventarisasi menunjukan bahwa jumlah tanah wakaf di seluruh Indonesia saat ini mencapai 2,7 miliar meter persegi, namun cendrung tak produktif,'' ujar Kiai Tholhah saat berkunjung di Samarinda, Kalimantan Timur, Rabu (3/6). Menurut dia, jika dikelola secara modern lahan wakaf yang cenderung 'terlantar' itu dapat menjadi potensi ekonomi yang sangat besar.<>
Di Indonesia, sebagian besar lahan wakaf hanya digunakan untuk tempat ibadah dan pemakaman. Mantan Menteri Agama itu menuturkan, negara lain yang berpenduduk mayoritas Muslim telah memanfaatkan lahan wakaf untuk taman, apartemen, hotel, rumah sakit, supermarket, sekolah, perkebunan, serta berbagai usaha seusai dengan kondisi perekonomian setiap negara.
Pihaknya menilai hanya sedikit lahan wakaf di Indonesia yang dikelola secara produktif. Menurut Kiai Tholhah, potensi ekonomi lahan wakaf dapat dimanfaatkan untuk menyantuni fakir miskin, anak yatim, panti jompo serta keperluan pendidikan dan kemajuan Islam. "Bentuk wakaf juga tak hanya berupa tanah atau bangunan, tetapi kini dapat juga berbentuk uang,'' ungkapnya.
Menurut dia, keuntungan dari pengelolaan lahan wakaf yang digunakan sebagai kegiatan usaha dapat didistribusikan kepada masyarakat. Bahkan, papar dia, pengelolaan lahan wakaf di berbagai negara seperti, Mesir, Turki, Bangladesh, Sudan dan Srilanka telah menjadi gerakan internasional untuk memerangi kemiskinan dan menjadi pilar ekonomi dunia.
Paradigma yang keliru tentang wakaf menjadi kendala bagi pengelolaan wakaf di Indonesia, sehingga saat ini diperkirakan sekitar 76 persen wakaf di Indonesia tidak dikelola dengan baik. "Faktor kelemahan kita dalam mengelola wakaf adalah penerima wakaf (nadzir) masih berpendidikan rendah dan minim pengetahuan tentang wakaf," ungkap Kiai Tholhah.
Kiai Tholhah mencontohkan, akibat kurang kreatif, banyak pengelola tanah wakaf yang tak memanfaatkannya menjadi lahan produktif atau dapat menghasilkan uang. ''Nadzirnya malah sibuk mencari sumbangan dari masyarakat.'
'Dalam kunjungannya ke Kaltim, Kiai Tholhah secara khusus berdialog dengan Wakil Gubernur Kaltim, Farid Wadjdy terkait rencana Pemprov Kaltim membentuk Badan Wakaf Indonesia Kalimantan Timur. Kiai Tholhah menilai potensi lahan wakaf di Provinsi Kaltim begitu besar, sehingga harus dikelola secara baik.
Hingga kini, Badan Wakaf Indonesia daerah baru terbentuk di DKI Jakarta. "Berdasarkan data kami, daerah yang akan segera terbentuk bersamaan dengan Kaltim, yakni Kepulauan Riau, dan Gorontalo.'' (ant/mad)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Menggali Hikmah Ibadah Haji dan Kurban
2
Khutbah Jumat: Menggapai Pahala Haji Meskipun Belum Berkesempatan ke Tanah Suci
3
Amalan Penting di Permulaan Bulan Dzulhijjah, Mulai Perbanyak Dzikir hingga Puasa
4
Khutbah Jumat: Persahabatan Sejati, Jalan Keselamatan Dunia dan Akhirat
5
Keistimewaan Bulan Dzulhijjah dan Hari Spesial di Dalamnya
6
Kelola NU Laksana Pemerintahan, PBNU Luncurkan Aplikasi Digdaya Kepengurusan
Terkini
Lihat Semua