Menjadikan Sikap Keagamaan Lebih Substantif
NU Online · Jumat, 27 Agustus 2010 | 09:16 WIB
Seni merupakan sisi keindahan dari manusia sementara agama merupakan sarana religiusitas manusia. Agama tanpa seni dan budaya akan menyebabkan kegersangan. Keberadaan seni yang berbasis religi akan mampu mengerem fundamentalisme.
Pendapat ini dikemukakan oleh Ketua Lesbumi NU Sastro al Ngatawi dalam raker Lesbumi NU 25-26 Agustus di Tama Mini Indonesia Indah.<>
“Kita harus mampu menerabas atau mengembalikan sikap keberagamaan melalui kesenian yang lebih substansif, karena ini yang sebetulnya menjadikan kita sempit beragama dan berteologi,” katanya.
Demikian pula, formalisme agama tidak dapat disikapi dengan pendekatan liberal, tetapi melalui pendekatan moral etik sehingga tugas Lesbumi-lah untuk menyusun hal ini.
Terkait dengan adanya hegemoni budaya asing, Sastro sepakat Lesbumi harus mampu memberikan ruang gerak kepada seni dan tradisi lokal.
“Arah Lesbumi ya itu, sebagai basis pembentukan karakter budaya untuk melawan budaya yang dianggap high culture, kita ingin melakukan perlawanan bahwa budaya lokal merupakan bagian dari high culture sehingga harus diberi ruang yang seimbang,” paparnya.
Namun ia tidak setuju dengan penggunaan istilah advokasi karena memiliki kesan inferior. “Lesbumi harus mampu merebut ruang dalam kontestasi ini,” jelasnya.
Ia menegaskan, banyak sekali khazanah keislaman Indonesia yang sangat layak untuk digali dan dikembangkan yang seharusnya ditanamkan dalam setiap generasi muda Indonesia.
Jika sebuah generasi tidak memiliki pijakan tradisi, ketika ia berangkat ke Arab, akan menjadi Arab karena itu dianggap yang terbaik, demikian pula jika dia berangkat ke Barat. Mereka tidak memiliki pijakan untuk berproses,” imbuhnya.
Dalam hal ini, Lesbumi dapat menjadi jangkar kebudayaan nusantara orang tidak punya sejarah dan tradisi mudah ilang, Lesbumi menjdi jangkar kebudayaan nusantara. (mkf)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Menguatkan Sisi Kemanusiaan di Bulan Muharram
2
Khutbah Jumat: Mengais Keutamaan Ibadah di Sisa bulan Muharram
3
Khutbah Jumat: Muharram, Bulan Hijrah Menuju Kepedulian Sosial
4
Inalillahi, Tokoh NU, Pengasuh Pesantren Bumi Cendekia KH Imam Aziz Wafat
5
Khutbah Jumat: Muharram, Momentum Memperkuat Persaudaraan Sesama Muslim
6
Khutbah Jumat: Jangan Apatis! Tanggung Jawab Sosial Adalah Ibadah
Terkini
Lihat Semua