Menteri Agama Muhammad Maftuh Basyuni mengatakan, umat Islam saat ini tengah mengalami krisis ulama. Padahal banyak persoalan umat yang dihadapi saat ini.
''Ulama-ulama kita semakin habis dan ulama-ulama inilah sebagai pewaris nabi. Kita harus bergerak, tapi cepat,'' tandas Menag dalam sambutannya pada Haul Sesepuh dan Warga Pondok Pesantren Buntet, Cirebon, Sabtu malam (4/4).<>
''Padahal banyak hal-hal yang sekarang ini di depan kita harus kita hadapi. Narkoba, perselingkuhan dan lainnya. Semua itu sekarang ini sepertinya hal yang biasa. Ini harus dijawab dengan pendidikan,'' tambah Menag dalam Haul yang dihadiri ribuan orang.
Setahun yang lalu, menurut Menag, pada waktu kiai Abdullah Abbas wafat, dirinya sempat datang ke Ponpes Buntet melayat. ''Saya saat itu mengingatkan pada kita semua bahwa dengan kepergian beliau ini, maka ulama-ulama kita yang sederajat dengan beliau ini semakin habis, semakin kurang,'' ucap Menag.
Jika mencermati sejarah berdirinya Ponpes Buntet, dikatakan Menag bahwa Buntet berdiri pada sekitar tahun 1750 Masehi. ''Yaitu pada saat Mbah Muthoyib, pendiri ponpes ini meninggalkan jabatannya yang prestisius sebagai mufti untuk datang kemari untuk menyiarkan agama kita yang hanif ini,'' kata Maftuh.
Kondisinya sangat berbeda dengan saat ini. ''Sekarang ini kalau toh ada ulama-ulama, sudah banyak yang pindah profesi. Ada yang jadi anggota DPR, DPD,'' tegas Menag.
Oleh karena itu Maftuh berharap agar Ponpes Buntet dikembalikan seperti pada masa lampau.
''Pondok pesantren Buntet inilah bermunculan kader-kader NU, kader-kader muslimin pada waktu itu. Ini yang harus dikembalikan lagi dan pasti bisa,'' ungkap Menag. Ditegaskan Menag bahwa perbedaan adalah rahmat, perbedaan bukanlah perpecahan.
Pada kesempatan yang sama, sesepuh Pondok pesantren Buntet, KH Nahdudin Royandi Abbas mengatakan, pesantrennya sering didatangi para caleg.
''Saya hanya menekankan pada mereka agar dalam menjadi caleg harus diikuti dengan hati yang ikhlas dann jujur. Berupaya untuk memperjuangkan wilayah dan bangsa. Serta bermanfaat bagi bangsa dan khususnhya umat Islam,'' tandas kiai Nahdudin. (mad/dpg)
Terpopuler
1
Kemenag Tetapkan Gelar Akademik Baru untuk Lulusan Ma’had Aly
2
LKKNU Jakarta Perkuat Kesehatan Mental Keluarga
3
Mahasiswa Gelar Aksi Indonesia Cemas, Menyoal Politisasi Sejarah hingga RUU Perampasan Aset
4
3 Alasan Bulan Kedua Hijriah Dinamakan Safar
5
Kopri PB PMII Luncurkan Beasiswa Pendidikan Khusus Profesi Advokat untuk 2.000 Kader Perempuan
6
Anggapan Safar sebagai Bulan Sial Berseberangan dengan Pandangan Ulama
Terkini
Lihat Semua