Warta

Menag: 95 Persen Lembaga Pendidikan Islam Dikelola Masyarakat

NU Online  ·  Jumat, 14 November 2003 | 12:41 WIB

Jakarta, NU Online
Menteri Agama (Menag) Prof Dr  Said Aqiel Almunawwar mengungkapkan sekitar 95 persen dari 76.684 buah lembaga pendidikan ke-Islaman di Indonesia dimiliki dan dikelola masyarakat.

"Dengan begitu berarti peran serta masyarakat, khususnya kalangan pesantren sangat besar dalam membantu pemerintah di bidang pendidikan," katanya dalam memberikan sambutan di depan ribuan santri Pondok Pesantren Darul ’Ulum (PPDU) Jombang, Jawa Timur, Jumat.

<>

Selain itu, jumlah Pondok Pesantren Salafiyah (pesantren khusus mengajarkan hukum-hukum Islam) saat ini mencapai 13 ribu lembaga. "Jumlah itu merupakan prestasi tersendiri dibanding yang dimiliki negara-negara Islam lainnya di dunia," katanya. mengatakan saat ini banyak pondok pesantren yang mendidik calon kyai tidak hanya berbekal ilmu agama saja, melainkan juga ilmu umum.

"Model pesantren yang begini ini nantinya akan menelurkan kyai plus, bukan plus kyai nanti malah bisa menjadi kyai karbitan kalau dibalik," ujarnya yang saat itu mendampingi suami Presiden Megawati, Taufik Kiemas di PPDU Jombang.

Dengan meminjam istilah yang diperkenalkan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul ’Ulama (PBNU) KH Hasyim Muzadi, Said menambahkan bahwa mengintelektualkan santri jauh lebih mudah dari pada mensantrikan intelektual.

Namun sayangnya, kendati jumlah lembaga pendidikan Islam di Indonesia ini relatif banyak, namun kualitas pendidikan yang diajarkan masih belum mampu bersaing dengan yang ada di negara-negara lain.

Baru-baru ini, menurut Said, Depag telah memberangkatkan 91 orang siswa asal Indonesia untuk melanjutkan study ke Universitas Al Azhar, Cairo Mesir. "Beberapa diantaranya ada yang alumni PPDU ini," katanya.

Selain itu, ada juga yang belajar di Sudan sebanyak 71 orang dan Amerika sepuluh orang. "Satu diantaranya adalah santri KH Sahal Mahfud, Pati, Jawa Tengah yang kini mengambil program S-3 di sana," paparnya. Untuk itu, ia menambahkan program pendidikan ke luar negeri untuk masa mendatang akan memprioritaskan dari kalangan pondok.(mkf)