Mbah Muchith Persilakan Kader NU Bergabung ke Partai Apapun
NU Online · Kamis, 6 Maret 2008 | 06:21 WIB
Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Muchith Muzadi (Mbah Muchith) mempersilakan para kader NU bergabung dengan lembaga, instansi atau partai apapun asal tidak meninggalkan identitas ke-NU-an.
“Partainya boleh apa saja, instansinya boleh apa saja, kelompoknya boleh apa saja, yang penting organisasinya tetap NU,” katanya kepada NU Online di Jember, Jawa Timur, Kamis (6/3).<>
Satu hal yang perlu mendapatkan perhatian ketika kader NU bergabung dengan partai apapun, bahwa kesetiaan pada instansi baru itu tidak boleh mengalahkan kesetiaannya pada NU. “Jangan sampai terlalu menuruti orang lain, tapi malah mengabaikan NU,” pesannya.
Kakak kandung Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi itu menyatakan bahwa kesetiannya kepada NU tidak pernah luntur. Di sela acara harlah IPNU yang ditempatkan di Kantor PCNU Bondowoso, pekan lalu, Mbah Muchith menuturkan perjalanan pengabdiannya.
Dirinya telah masuk resmi ke dalam NU dengan memiliki kartu anggota sejak tahun 1941. Setiap bulan ia harus membayar iuran wajib anggota NU. Segala hal yang diperintahkan NU ia taati.
Ketika NU bergabung dengan Masyumi, ia ikut. Ketika keluar dari Masyumi, ia ikut keluar. Ketia NU bergabung dengan PPP, ia juga masuk di dalamnya, dan di saat keluar dari PPP ia juga ikut keluar. Ketika diputuskan untuk kembali ke Khittah, ia malah menjadi salah seorang motor penggeraknya.
Ketika NU mendirikan PKB, Mbah Muchith malah menjadi pembaca naskah deklarasinya. Di saat NU melepaskan PKB, Mbah Muchith juga tidak keberatan. “Pokoknya disuruh apa saja Muchith nurut,” tandasnya.
Murid Rais Akbar NU KH Hasyim As’ari itu berpesan kepada pengurus badan otonom NU untuk tunduk kepada semua keputusan organisasi NU.
“Orang itu mengira NU adalah kumpulan dari banom-banom, lembaga dan lajnah, kemudian bersatu membentuk NU. Pandangan yang seperti itu jelas tidak benar,” kata Mbah Muchith.
Dikatakannya, badan otonom, lembaga dan lajnah di bawah naungan NU lahir belakangan sebagai kepanjangan tangan NU. “Dengan begitu sudah jelas, apa yang dilakukan oleh mereka harus sejalan dengan garis NU. Tidak boleh berjalan seenak sendiri tanpa kontrol,” kata sesepuh NU itu. (sbh)
Terpopuler
1
Dilantik, Berikut Susunan Lengkap Idarah 'Aliyah JATMAN Masa Khidmah 2025-2030
2
Penggubah Syiir Tanpo Waton Bakal Lantunkan Al-Qur’an dan Shalawat di Pelantikan JATMAN
3
Rais Aam PBNU: Para Ulama Tarekat di NU Ada di JATMAN
4
Gencatan Senjata Israel-Hamas
5
Khutbah Jumat: Muharram, Bulan Hijrah Menuju Kepedulian Sosial
6
Gus Yahya: NU Berpegang dengan Dua Tradisi Tarekat dan Syariat
Terkini
Lihat Semua