Warta

Masyarakat Semakin Pintar dalam Urusan Politik

NU Online  ·  Jumat, 19 Desember 2008 | 04:17 WIB

Jakarta, NU Online
Perkembangan politik yang sangat dinamis pasca reformasi saat ini telah membuat masyarakat banyak belajar dalam urusan politik sehingga mereka tidak gampang lagi dikendalikan oleh kepentingan-kepentingan tertentu.

“Sekarang orang sudah bertambah pinter, bukan karena cerdas, karena sering ditipu sehingga lama-lama pinter,” kata Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi kepada NU Online, Jum’at (19/12).<>

Perubahan perilaku ini juga akan mempengaruhi peran ormas Islam yang sebelumnya turut andil dalam mengarahkan pilihan-pilihan politik anggotanya. Para tokoh ormas kini telah masuk ke berbagai partai politik dengan kepentingan-kepentingan yang berbeda.

Ketika ada tokoh ormas yang berusaha mengkonsolidasikan anggotanya untuk satu titik kekuasaan, ada tokoh ormas lain yang membuat partai lain sehingga beda kepentingan. Akibatnya, terjadi banyak benturan dalam ormas itu sendiri.

“Sekarang ini NU sudah tidak lagi menyuruh anggotanya untuk memilih PKB atau partai lainnya, tapi mendorong partai bagaimana membangun kepercayaan dikalangan NU,” tandasnya.

Demokratisasi, menurut Pengasuh Pondok Pesantren Mahasiswa Al Hikam Malang ini telah menyebabkan kecenderungan perilaku individual dalam masyarakat dari pola masyarakat yang sebelumnya adalah paguyuban.

“Ormas sekarang memberi kebebasan sehingga umat memiliki banyak sekali alternatif. Dikalangan umat sendiri, kepentingannya sudah parsial, apa yang mikir kemiskinannya, ada yang mikir pondoknya, ada yang mikir kepentingan pribadinya,” terangnya.

Sampai saat ini sejumlah partai masih mengandalkan dukungan partai dari ormas Islam. Dikalangan NU saja, terdapat PKB, PKNU, PPP dan sejumlah partai kecil lainnya. Demikian pula di Muhammadiyah, ada PAN dan PMB. (mkf)