Warta JELANG MUKTAMAR

Masdar: NU Perlu Dikembalikan Lagi ke Khittah

Ahad, 14 Maret 2010 | 11:01 WIB

Jakarta, NU Online
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Masdar Farid Mas’udi menilai problem NU saat ini lebih serius dibanding tahun 1984, yakni pada saat NU menyatakan kembali ke Khittah 1926 dan melepaskan diri dari partai politik.

Hal itu disampaikannya saat memberikan sambuatan dalam acara tahlilan 100 hari almarhum HM Said Budairy di Masjid Baitul Ilmi, JL Gatot Subroto Jakarta, Ahad (14/3). Said Budairy sendiri adalah salah seorang tokoh yang memelopori NU kembali ke Khittah.<>

Menurut Masdar, NU mengalami 4 fase. Fase pertama pada 1926 saat NU dilahirkan hingga 1953. Fase ini disebutnya sebagai periode salaf, atau NU menjadi organisasi sosial kemasyarakatan atau jam’iyyah diniyah ijtimaiyyah.

Fase kedua adalah semenjak 1953 pada saat NU menjadi partai politik hingga 1984 pada saat NU ke khittah. ”Keinginan untuk menjadi partai politik semenjak tahun 1953 itu tentunya bukanlah keinginan perseorangan, tapi keinginan kolektif dan merupakan rekomendasi dari banyak pihak,” katanya.

Fase ketiga adalah semenjak NU kembali ke khittah pada 1984. Pada fase ini NU berusaha kembali ke khittah 1926 dan pada beberapa ukuran tertentu telah berhasil. NU telah menjadi bagian dari kekuatan masyarakat sipil.

Namun fase ini berakhir pada 1999, sejak berakhirnya kepengurusan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Sejak 1999 itu hingga menjelang muktamar 2010 ini NU memasuki periode yang tidak jelas, apakah ia menjadi organisasi sosial kemayarakatan atau partai politik.

”Banyak yang menyebutnya periode khelaf. Secara formil NU adalah organisasi sosial kemasyarakatan, jam’iyyah diniyah ijtimaiyyah, tapi perilakunya adalah perilaku partai politik,” katanya.

Menurut Masdar, kondisi itu juga tidak disebabkan oleh perilaku perorangan. Banyak faktor yang menjadi penyebab, terutama eforia reformasi dan kebebasan beraktifitas di dunia politik. Sementara NU adalah organisasi massa besar yang pastinya mempunyai kekuatan politik.

Namun menurut Masdar yang juga kandidat ketua umum PBNU itu, kondisi NU saat ini sudah disadari banyak pihak dan telah ada keinginan untuk mengembalikan NU ke Khittah lagi.

”Sekarang ini sudah banyak yang menyadari bahwa kondisi seperti ini tidak bisa diteruskan. Memang terlalu cepat, pada 1984 kita kembali ke Khittah kog sekarang mau dikembalikan lagi, terlalu cepat. Tapi ya kondisinya sudah seperti ini,” katanya. (nam)