Masdar: Kita harus Lipatgandakan Potensi untuk Hadapi Persaingan
NU Online · Sabtu, 26 Juli 2008 | 08:34 WIB
Dinamika persaingan yang dihadapi dengan organisasi dan lembaga baru mengharuskan NU melipatgandakan seluruh potensi yang dimilikinya agar tetap bisa bertahan.
”Kita sudah susah payah melakukan pengorbanan untuk NU. Namun kita harus harus melipatgandakan potensi resources atau sumber daya yang kita miliki agar bisa berkompetisi dengan yang lain,” kata Ketua PBNU Masdar F Mas’udi dihadapan pengurus Maarif NU Jepara yang melakukan kunjungan ke PBNU, Sabtu (26/7).<>
Ia menjelaskan, dalam pengelolaan pendidikan, pada awal abad 20-an, NU merupakan pelaku tunggal penyedia layanan pendidikan agama pada komunitas muslim. Setelah lahirnya Indonesia, institusi penyelenggara pendidikan semakin luas dan bervariasi di seluruh tingkatan.
”Dalam tingkat tertentu, kita tersalip oleh penyelenggara pendidikan lain, terutama di bidang umum yang memang bukan habitat awal kita dan kita baru mengadopsi pendidikan umum setelah adanya permintaan pada tahun 60-70-an setelah adanya kesadaran membangun negara tak semata-mata dengan pendidikan agama,” katanya.
Dalam pengelolaan pendidikan agama, persaingan kini juga sudah semakin ketat. Pesantren yang dulu menjadi trade mark NU sekarang juga sudah tidak lagi karena banyak organisasi lain yang mengelola pesantren dengan baik sehingga mengalami pertumbuhan yang cepat. Ia mencontohkan saat ini Pesantren Gontor sudah memiliki jaringan lebih dari 60 sementara pesantren-pesantren NU bekerja secara independen, dan ketika kiai sepuhnya meninggal, seringkali mengalami perpecahan.
Negara melalui Institute Agama Islam Negeri (AIAN) juga menjadi penyelenggara pendidikan agama untuk tingkat tinggi yang di pesantren dikenal dengan Ma’had Aly. Lembaga diniyah yang benar-benar murni mengajarkan agama seperti pesantren tahfidz Qur’an juga dikembangkan oleh kelompok lain dengan dukungan dana yang sangat besar. Belakangan juga muncul model pendidikan Islam terpadu dengan kualitas yang bagus, yang bahkan didirikan oleh organisasi semi partai.
”Sebuah keniscayaan bahwa kita sudah tak sendirian dan kompetitornya banyak dengan prasarana dan sarana yang kita harus akui lebih mumpuni. Kita getir juga, ada ketertinggalan pada jajaran pendidikan kita, atau mutu kita dalam berkompetisi dengan yang lain,” terangnya.
Tak bisa dipungkiri, jika lembaga-lembaga pendidikan yang bercirikan NU semakin terdesak dalam persaingan, eksistensi NU secara kelembagaan juga akan semakin lemah karena melalui pendidikan itu, proses kaderisasi terus berjalan.
Untuk mengatasi persoalan tersebut, menegaskan tak ada jalan lain kecuali merapatkan barisan ”Problem yang begitu besar tidak mungkin dijawab dan dipecahkan kalau kita tidak merapatkan barisan, bergabung secara terstruktur dan terorganisir. Kekuatan Allah yang luar biasa hanya bisa dicapai dengan jamaah,” jelasnya. (mkf)
Terpopuler
1
Aliansi Masyarakat Pati Bersatu Tetap Gelar Aksi, Tuntut Mundur Bupati Sudewo
2
Harlah Ke-81 Gus Mus, Ketua PBNU: Sosok Guru Bangsa yang Meneladankan
3
Obat bagi Jiwa yang Kesepian
4
5 Poin Maklumat PCNU Pati Jelang Aksi 13 Agustus 2025 Esok
5
Innalillahi, A'wan Syuriyah PWNU Jabar KH Awan Sanusi Wafat
6
RMINU Jakarta Komitmen Bentuk Kader Antitawuran dengan Penguatan Karakter
Terkini
Lihat Semua