Jakarta, NU Online
Sekelompok orang tak dikenal, semalam sekitar pukul satu dini hari melakukan teror terhadap sejumlah aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), pelaku yang mengaku dari Mabes ini sempat memukul, menjarah uang dan 5 buah HP milik mahasiswa yang tinggal di kantor.
Pada saat kejadian di markas PB PMII ada tujuh orang aktivis yakni Ade (PMII Jombang), Rahmat, Adi, Atho,Hendra (PMII Metro Makasar ), Suyono (PMII Jakarta Utara). Ketujuh aktivis ini mengalami luka memar-memar akibat dipukuli tanpa alasan yang jelas.
<>Pelaku yang berjumlah lima orang ini menurut penuturan korban mendatangi markas PB PMII di Jln. Salemba Tengah dengan alasan mendapat laporan dari masyarakat bahwa di lokasi sering di jadikan tempat memakai narkoba dan meresahkan warga. Kemudian para peneror itu meminta identitas mahasiswa. Para peneror itu tiba-tiba dengan beraninya menendang dan memukuli dengan alasan mahasiswa sering jadi provokator.
Bahkan bukan hanya memukul, kelompok peneror yang berbadan tegap ala 'militer' itu juga sempat membawa kabur Ade dan Suyono. Kedua aktivis ini dimasukan kedalam mobil kijang kapsul warna hijau dan dibawa keliling Jakarta, kemudian sekitar pukul lima shubuh mereka diturunkan di sekitar Pulomas. "Selama proses kedatangan, pemukulan hingga penculikan, dilakukan dengan cara-cara seperti orang yang terlatih, dan mengerti psikologis mahasiswa," ungkap Ade salah seorang korban penculikan kepada NU Online.
Menurut penuturan Ade yang juga mantan ketua Umum PMII Jombang, sejauh ini motifnya masih kriminal namun tetap bernuansa politis, karena kejadian ini menimpa organisasi mahasiswa yang sering berseberangan dengan kepentingan-kepentingan kelompok tertentu. "Kalau memang murni kriminal dan mau merampas, kenapa barang-barang lain yang ada di lokasi seperti motor, televisi tidak ikut di jarah," tanya Ade. Namun kelompok peneror itu hanya mencopot busi kedua sepeda motor yang ada di lokasi, tanpa membawanya kabur, imbuh Ade.
Atas kejadian tersebut, pengurus PB PMII telah melaporkan kejadian ke polres Jakarta Pusat untuk kemudian diselidiki motif lebih lanjut dari kejadian tersebut apakah murni kriminal ataukah ada nuansa politis di dalamnya.[cih]
Terpopuler
1
Guru Madin Didenda Rp25 Juta, Ketua FKDT: Jangan Kriminalisasi
2
Khutbah Jumat: Meneguhkan Qanaah dan Syukur di Tengah Arus Hedonisme
3
Gus Yahya Dorong Kiai Muda dan Alumni Pesantren Aktif di Organisasi NU
4
MK Larang Wamen Rangkap Jabatan di BUMN, Perusahaan Swasta, dan Organisasi yang Dibiayai Negara
5
Pemerintah Perlu Beri Perhatian Serius pada Sekolah Nonformal, Wadah Pendidikan Kaum Marginal
6
KH Kafabihi Mahrus: Tujuan Didirikannya Pesantren agar Masyarakat dan Negara Jadi Baik
Terkini
Lihat Semua