Jakarta, NU Online
Jumlah menteri dari kalangan perempuan yang saat ini sebanyak 4 orang sudah merupakan peningkatan daripada kabinet periode sebelumnya yang cuma berjumlah 2 orang. “Namun demikian, kalau kita bicara perimbangan antara laki-laki yaa belum seimbang, kalau 36 orang ya 18 – 18, atau paling tidak 30 persen,” ungkap Ketua Fatayat Maria Ulfa Anshori
Tentang Muthia Hatta sebagai menteri pemberdayaan perempuan, Maria Ulfa berpendapat kalau dilihat dari latar belakangnya sebagai dosen Antropologi dan juga aktif di dinas pariwisata, sebenarnya ada yang lebih cocok.
<>“Kriteria yang penting adalah memiliki perspektif gender, karena kementerian ini kan ada mandatnya itu, bagaimana mengisi kebijakan-kebijakan yang berprespektif gender. Mudah-mudahan beliau bisa membawa ke arah yang lebih baik daripada yang sekarang ini. Dari karakternya sekarang ini, kelihatannya beliau orangnya terbuka,” tandasnya
Aktivis yang lama berada di Lakpesdam NU tersebut mengemukakan bahwa kondisi perempuan di Indonesia sangat berkaitan dengan UU-nya. “Indonesia itu kan sangat suka menandatangani konvensi internasional apapun, termasuk isu perempuan, tetapi faktanya tidak diimplementasikan, yaa kalaupun ada kurang seperti yang diharapkan,” tambahnya.
Beberapa isu perempuan yang menjadi program utama kabinet saat ini adalah tentang masalah kesehatan. Indikator untuk hal ini terlihat dari kematian ibu melahirkan yang tinggi. Masalah kekerasan terhadap perempuan juga penting untuk ditangani secara serius.(mkf)
Terpopuler
1
Guru Madin Didenda Rp25 Juta, Ketua FKDT: Jangan Kriminalisasi
2
Khutbah Jumat: Meneguhkan Qanaah dan Syukur di Tengah Arus Hedonisme
3
Gus Yahya Dorong Kiai Muda dan Alumni Pesantren Aktif di Organisasi NU
4
MK Larang Wamen Rangkap Jabatan di BUMN, Perusahaan Swasta, dan Organisasi yang Dibiayai Negara
5
Pemerintah Perlu Beri Perhatian Serius pada Sekolah Nonformal, Wadah Pendidikan Kaum Marginal
6
KH Kafabihi Mahrus: Tujuan Didirikannya Pesantren agar Masyarakat dan Negara Jadi Baik
Terkini
Lihat Semua