Warta

Majunya Organisasi Bergantung pada Silaturrahim

NU Online  ·  Sabtu, 28 Agustus 2010 | 22:33 WIB

Brebes, NU Online
Silaturrahim, menjadi senjata yang ampuh untuk menembus berbagai problema yang buntu dalam menjalankan roda organisasi. Dengan silaturrahim kebuntuan menjadi cair, sehingga aktivitas berorganisasi akan berjalan dengan lancar dan sukses.

“Diakui, Ansor masih lemah dalam membudayakan silaturrahim, padahal silaturrahim menjadi senjata yang ampuh dalam mensukseskan organisasi,” ungkap Pengurus Wilayah (PW) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Drs Jabir Al Faruqi saat menyampaikan sambutan pada acara buka puasa bersama Pengurus Cabang GP Ansor Brebes di Desa Sawojajar Kec.Wanasari Brebes Kamis (26/8).<>
Dia mengingatkan, pada hakekatnya berorganisasi itu merekatkan berbagai simpul yang sudah disepakati untuk dieratkan. Maka bila meninggalkan silaturrahim akan merugi, akibat tercerai berai. “Silaturrahim itu tali pengikat batiniyah yang sangat kokoh,” terangnya.

Dalam pandangan Jabir, orang yang paling getol bersilaturrahmi adalah Almarhum KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. Beliau tanpa pandang bulu menjalin silaturrahmi. Dari kalangan religius hingga atheis. NU besar pun atas jasa silaturrahim Gus Dur. “Gus Dur jaringannya sangat kuat hingga tingkat internasional hanya dengan bersilaturrahim,” ungkapnya.

Tentu, masih kata Jabir, lewat silaturrahmi bisa mendatangkan rejeki. Dengan saling kenal mengenal, akan mendapatkan rejeki dari Allah SWT lewat orang lain. “Kebesaran seseorang tergantung pada sebesar apa kita bersilaturrahim,” terangnya.

Aktivitas seseorang, lanjutnya, akan melekat pada jabatan yang disandangnya dalam organisasi. Sehingga silaturrahmi seorang Pimpinan Ansor, akan mempengaruhi maju mundurnya Ansor sesuai tingkatannya. “Bisa jadi, seorang Pengurus Ranting lebih maju ketimbang Pengurus Anak Cabang akibat Ketua PAC kurang bersilaturrahim,” paparnya.

Cara lain memajukan organisasi, kata Jabir, yakni dengan jalan suka memberi. Memberi tidak harus yang besar-besar. Memberi yang paling sederhana yaitu dengan mendoakan orang lain. Seorang pemimpin jangan pelit-pelit mendoakan anak buahnya. Sebab rahmat Allah akan datang kalau diminta. “Mendoakan orang lain, sama halnya mendoakan diri sendiri jadi tidak merugi,” tandasnya.

Kesadaran spiritual, lanjutnya, akan menjadi kekuatan diluar kekuasaan kita. Karena di sini ada campur tangan Yang Maha Kuasa.

Yang tak kalah penting, masih kata Jabir, untuk memajukan organisasi yakni dengan menata organisasi itu sendiri. Visi, Misi organisasi itu ibarat air yang harus diwadahi dan disalurkan dengan baik. Maka untuk bisa memfungsikan air, irigasinya harus baik pula. “Tanpa irigasi yang baik, air akan sulit mengalir,” ujarnya.

Nah, ucap Jabir, untuk menata organisasi diperlukan skill memimpin organisasi. Skill itu bisa didapatkan melalui proses dan pendidikan pelatihan. Namun guru yang paling baik adalah pengalaman dan tauladan.

“Sebagai pemimpin harus menjadi tauladan dimasing-masing tingkatannya, utamanya keteladanan disiplin,” pungkasnya.

Buka puasa bersama dihadiri seluruh Pengurus Cabang dan Pengurus Anak Cabang se Kab. Brebes. Tampak hadir Sekretaris PC NU Brebes Ali Nurdin SPd. (was)