Warta

Maftuh Basyuni : Saya Orang Lama di Depag

NU Online  ·  Ahad, 24 Oktober 2004 | 05:16 WIB

Jakarta, NU Online
Menteri Agama Maftuh Basyuni mengaku bukan orang baru di Departemen yang sekarang harus dipimpinnya, karena sebelum berkarir di Departemen Luar Negeri (Deplu) ia sempat menjadi pegawai Depag.

"Saya orang lama di Depag, hari ini saya kembali. Saya sadar betul bapak-ibu tidak mengetahui benar siapa saya," katanya mengawali perkenalan dirinya dengan jajaran Depag dalam Upacara Serah Terima Jabatan dari Menag yang lama Said Agil Al-Munawar kepada dirinya.

<>

Pria kelahiran Rembang, 4 November 1939 itu bercerita, setelah tamat Pendidikan Guru Agama (PGA) sekitar tahun 1960an ia menuju Jakarta untuk mengajar di sebuah madrasah di Jatinegara, sambil belajar bahasa Arab di UI. Tak lama kemudian, pria yang juga pernah menjabat sebagai Mensesneg pada 2001 itu, mendapat beasiswa di Universitas Islam Madinah di Arab Saudi untuk angkatan pertama sehingga ia harus mengambil cuti di luar tanggungan Depag untuk melanjutkan pendidikannya itu.

"Namun setelah lulus dan pulang, nama saya di Depag sudah hilang, saya protes bahwa saya masih ikatan dinas, tetapi tak didengarkan, jadi saya tak diakui lagi di Depag. Untungnya secara kebetulan Deplu sedang membuka tes masuk pegawai baru," katanya diiringi tawa hadirin.

Meski telah menjadi staf di Deplu, lanjutnya, ia tetap mempunyai kesempatan menjadi orang paling dekat dengan Menteri Agama saat itu yaitu Alamsyah Ratu Prawiranegara. Alasannya, setiap Alamsyah harus menerima tamu dari Timur Tengah, suami dari Wiwik Zakiah Ilyas itu, selalu dipanggil untuk menjadi penerjemah.

Mochtar Kusuma Atmaja ketika menjadi Menlu juga selalu memintanya menjadi penerjemah setiap menerima tamu dari Arab. "Celakanya jika memerlukan saya Pak Mochtar menyebut: ’tolong panggilkan anak buah Pak Alamsyah itu.’ Jadi saya juga tak diakui di Deplu," kata Maftuh yang terakhit menjadi Dubes Luar Biasa dan Berkuasa Penuh untuk Saudi Arabia merangkap Oman itu, dengan nada canda.

Ia juga bertutur bahwa "musim paceklik" bagi dirinya terjadi adalah ketika Menag dijawabt oleh Munawir Dzadzali karena jasanya sebagai penerjemah bahasa Arab tidak lagi diperlukan. Saat ini, ujarnya, Maftuh Basyuni telah kembali ke Depag dan ingin membuat Depag menjadi lebih baik dan menjadi contoh bagi departemen lainnya. "Jadi saya bukan orang baru di sini, tolong saya jangan diusir-usir, saya tidak perlu lima tahun di sini, tetapi 10 tahun, saya tidak akan berhasil tanpa bantuan bapak-bapak. Sebagai pimpinan saya hanya ’manthuk-manthuk’ (mengangguk -Red) dan geleng-geleng," katanya.

Ditambahkannya, pergantian menteri adalah tuntutan agar menjadi lebih baik, karena kalau sama saja itu berarti kerugian bagi negara. (a/cih)