Lajnah Ta’lif wan Nasyr Nahdlatul Ulama (LTN NU) diminta terus memperbanyak penerbitan buku-buku Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja). Upaya ini dinilai sebagai kelanjutan dari dakwah yang telah dilakukan oleh para wali yang menyebarkan ajaran Islam di Indonesia.
Demikian disampaikan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siradj dan Wakil Ketua Umum PBNU KH As’ad Said Ali saat memberikan arahan dalam rapat kerja LTN PBNU di Jakarta, Rabu (9/6) malam.<>
Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj berharap LTN dapat mengimbangi propaganda kelompok Islam garis keras yang disebarkan melalui buku dan perbagai penerbitan serta media publikasi lainnya
“Kelompok Wahabi getol menerjemahkan kitab-kitab mereka dengan kertas yang lux dan dibagi gratis, tentu banyak orang yang mau dan banyak juga yang menjadi pengikut mereka. Kita perlu mengimbangi ini. Silakan bekerjasama dengan pihak manapun asalkan positif, termasuk dengan penerbit-penerbit besar,” kata Said Aqil.
Semenatra itu Wakil Ketua Umum PBNU As’ad Said Ali menegaskan pentingnya pengembangan dakwah melalui dunia penerbitan. Segmen ini juga dinilai perlu digarap secara intensif oleh LTN dalam rangka mengembangkan buah pemikiran dari para pemikir dan penulis NU.
Sebelumnya diadakan serah terima jabatan dari Ketua LTN PBNU periode 2004-2009 H Abdul Mun’im DZ kepada ketua baru H Suthan Fathoni. “Ini tradisi baru yang bagus, ada Sertijab-nya,” kata Said Aqil bergurau.
Abdul Munim sebelum serah terima jabatan mengingatkan pengurus LTN baru, bahwa salah satu tugas penting yang perlu dikerjakan LTN adalah penyelamatan khazanah dan manuskrip ulama Nusantara. (nam)
Terpopuler
1
Gus Yahya Sampaikan Selamat kepada Juara Kaligrafi Internasional Asal Indonesia
2
Menbud Fadli Zon Klaim Penulisan Ulang Sejarah Nasional Sedang Uji Publik
3
Guru Didenda Rp25 Juta, Ketum PBNU Soroti Minimnya Apresiasi dari Wali Murid
4
Khutbah Jumat: Menjaga Keluarga dari Konten Negatif di Era Media Sosial
5
PCNU Kota Bandung Luncurkan Business Center, Bangun Kemandirian Ekonomi Umat
6
Rezeki dari Cara yang Haram, Masihkah Disebut Pemberian Allah?
Terkini
Lihat Semua