Warta PILPRES

Lembaga Survei: NU Tetap Menjadi Rebutan

Jum, 8 Mei 2009 | 10:09 WIB

Jakarta, NU Online
Nahdlatul Ulama (NU) tetap menjadi rebutan dalam arena pemilihan presiden 2009, meski suara Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) sebagai partai politik berbasais warga NU mengalami penurunan pada pemilu legislatif 9 April lalu.

Direktur Lembaga Kajian dan Survei Nusantara (Laksnu) Gugus Joko Waskito di Jakarta, Jum’at (8/5) menyatakan, NU tetap menjadi pertimbangan bagi para kandidat calon presiden dan wakil presiden dalam Pilpres 2009.<>

Menurut Gusus, gerakan calon presiden dari Partai Golkar Jusuf Kalla (JK) yang lebih cepat dan gesit memperlihatkan dia akan mengoptimalkan warga NU (Nahdliyyin) sebagai penyumbang suara.

“Pertemuannya dengan Ketua Umum PBNU, dan saya dengar JK akan berkunjung ke Pengurus-pengurus Wilayah NU di Jawa, hubungannya yang baik dengan tokoh-tokoh NU akan merepotkan SBY jika SBY tidak mengantisipasinya,” katanya.

Bagi Nahdliyin, latar belakang Capres-Cawapres menjadi bahan pertimbangan penting dalam memilih, meski pilihan partai politik mereka menyebar. Dalam Pilpres suara Nahdliyyin akan lebih menyatu.

Menurutnya, jika pasangan yang maju hanya JK-Wiranto, Megawati-Prabowo dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berpasangan dengan Cawapres yang tidak berlatar belakang NU, maka warga NU akan lebih memilih JK karena ia satu-satunta Capres yang berlatar belakang NU. “Saya yakin SBY juga mempertimbangkan faktor ini,” katanya.

Dikatakan Gugus, dari nama-nama yang sudah ada di SBY sebagai calon pendampingnya, hanya ada 3 nama yang berlatar belakang NU yakni Salahuddin Wahid, Jimly Ashidiqie dan Menkominfo M. Nuh.

“Nama-nama ini yang memungkinkan bisa diterima oleh Partai-partai politik peserta koalisi pendukung SBY. Jika SBY salah memilih cawapresnya karena terlalu percaya diri, maka blunder bagi SBY,” kata Gugus. (nam)