Warta

Lebaran Ziarah dan Makan Bajambo, Tradisinya Kampar

NU Online  ·  Senin, 28 September 2009 | 08:12 WIB

Kampar, NU Online
Ribuan warga Kabupaten Kampar, Provinsi Riau, Ahad (27/9), tumpah ruah dalam perayaan "Lebaran Puasa Enam" yang merupakan tradisi setempat setelah perayaan Hari Raya Idul Fitri. Perayaan ini dilakukan di hari yang sama seperti lebaran ketupat yang digelar di berbagai daerah namun dengan tradisi khas.

Ini adalah tradisi turun temurun dari zaman nenek moyang mereka. Tradisi ini terpusat di dua kecamatan saja yakni di Kecamatan Bangkinang dan Bangkinang Seberang. "Lebaran Puasa Enam" dirayakan setelah warga melakukan puasa sunah selama enam hari sejak tanggal 2 Syawal, atau setelah Hari Raya Idul Fitri 1430 H pada tanggal 20 September lalu.<>

Inti dari tradisi tersebut adalah melakukan ziarah kubur yang hanya dilakukan oleh kaum pria sehingga tradisi ini juga disebut lebaran ziarah. Ribuan laki-laki memulai ziarah sejak pukul 07.00 WIB, dengan berkeliling ke seluruh pemakaman yang ada di setiap kampung di daerah itu. "Saat seluruh laki-laki melakukan ziarah, para perempuan di kampung menyiapkan makanan yang akan disantap bersama pada siang harinya," ujarnya.

Ziarah makam berakhir pada siang hari dan dilanjutkan dengan acara makan bersama yang dilakukan di surau ataupun masjid di tiap kampung. Acara ini juga disebut "bajambo", dimana seluruh kerabat berkumpul dan makan bersama tokoh adat (ninik mamak), alim ulama, hingga pejabat. Perayaan "Lebaran Puasa Enam" semakin meriah karena adanya berbagai perlombaan seperti panjat pinang, pacu goni (balap karung), hingga panggung hiburan.

Bupati Kampar Burhanuddin Husin mengatakan ada dua makna dalam perayaan tradisi tersebut. Makna dari ziarah adalah yang pertama, yakni untuk mendoakan para leluhur dan mengingatkan yang masih hidup untuk tetap bertaqwa karena manusia tak ada yang abadi. Selain itu, makna dari tradisi tersebut adalah mempererat silaturahim yang mencerminkan sifat kekeluargaan warga setempat.

Warga yang merantau juga kembali pulang untuk berkumpul dan merayakan "Lebaran Puasa Enam". Para perantau tersebut tidak hanya berasal dari daerah di Riau, tapi ada juga yang datang dari Malaysia dan Singapura. "Tradisi ini harus dilestarikan," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Kepolisian Resor (Polres) Kampar AKBP MZ Muttaqien mengatakan bahwa peringatan "Lebaran Zora" pada tahun ini berlangsung aman dan tertib. Sebanyak 121 personel kepolisian, ujarnya, telah ditempatkan di tujuh titik yang menjadi pusat keramaian selama berlangsungnya tradisi itu. "Polisi telah berkoordinasi dengan TNI dan Satpol PP untuk menjaga perayaan agar berjalan dengan lancar," ujar Muttaqien. (ant/mad)