Latihan perang Iran yang melibatkan penembakan sembilan rudal jarak menengah jauh telah mendongkrak harga minyak, Rabu (9/7). Secara resmi, latihan ini untuk menunjukkan bahwa Iran mampu membalas serangan militer AS atau Israel.
Latihan ini digelar di mulut Selat Hormuz, perairan strategis yang dilayari 40 persen lalu lintas pengiriman minyak dunia. Sebelumnya, Iran mengancam akan menutup selat itu apabila diserang. Tak pelak, latihan itu langsung direspons dengan naiknya harga minya sebanyak 1,80 dolar per barel menjadi 137,84 per barel di New York Mercantile Exchange di Eropa pada siang hari.<>
Komandan AU pasukan elite Garda Republik Jenderal Hossein Salami mengatakan, "Latihan itu ingin menunjukan niat dan kesungguhan kami melawan musuh yang baru-baru ini telah mengancam Iran dengan kata-kata kasar."
Tayangan di televisi pemerintah menunjukkan sedikitnya enam rudal ditembakkan secara beruntun. Disebutkan, rudal itu termasuk versi terbaru rudal Shahab-3, yang menurut para pejabat punya berdaya jangkau 2.000 km dan bisa membawa hulu ledak konvensional seberat 1 ton. Dengan jangkauan itu, negara-negara yang berada dalam jarak tembaknya adalah Israel, Turki, semenanjung Arab, Afghanistan dan Pakistan.
"Tangan kami selalu siap di pemicu dan rudal-rudal kami siap diluncurkan," kata Salami seperti dikutip kantor berita resmi IRNA, Rabu.
Menteri Luar Negeri AS, Condoleezza Rice pun memanfaatkan latihan itu sebagai peluru untuk melancarkan serangan baru terhadap Iran. Menurut Rice, latihan itu membuktikan bahwa rudal-rudal Iran bukan sekadar ancaman imajiner.
"Mereka yang mengatakan bahwa tidak ada ancaman rudal Iran yang membuat kita perlu membangun sistem pertahanan antirudal harus bicara dengan Iran soal pernyataan mereka." kata Rice saat berkunjung ke Sofia, Bulgaria.
Juru bicara Gedung Putih, Gordon Johndroe menyebut latihan itu sangat tidak konsisten dengan kewajiban Iran terhadap dunia. "Rezim Iran hanya memperpanjang isolasinya terhadap warga Iran dari komunitas dunia, ketika mereka melakukan ini semua," kata Johndroe, juru bicara Dewan Keamanan Nasional.
"Mereka juga harus menghentikan segala uji coba rudal bila sungguh-sungguh ingin mendapatkan kepercayaan dunia," katanya menambahkan saat berada di Jepang mendampingi Presiden George W Bush mengikuti pertemuan puncak G-8. (kcm/dar)
Terpopuler
1
Santri Kecil di Tuban Hilang Sejak Kamis Lalu, Hingga Kini Belum Ditemukan
2
Pastikan Arah Kiblat Tepat Mengarah ke Ka'bah Sore ini
3
Sound Horeg: Pemujaan Ledakan Audio dan Krisis Estetika
4
Perbedaan Zhihar dan Talak dalam Pernikahan Islam
5
15 Ribu Pengemudi Truk Mogok Nasional Imbas Pemerintah Tak Respons Tuntutan Pengemudi Soal ODOL
6
Operasional Haji 2025 Resmi Ditutup, 3 Jamaah Dilaporkan Hilang dan 447 Meninggal
Terkini
Lihat Semua