Jakarta, NU Online
Kunjungan kyai muda NU ke Inggris beberapa waktu lalu yang sukses akan dilanjutkan pada tahap ke II. Inilah kesimpulan dari pertemuan antara Mark Stephens bersama Rizal Moeis dari Kedubes Inggris Rozy Munir, Mustofa Zuhad dan Masduki Baidlowi di PBNU (02/07).
Pertemuan tersebut sebenarnya merupakan tindak lanjut dari pertemuan sebenarnya antara dubes baru Inggris yang melakukan perkenalan ke PBNU.
<>Namun demikian, akan ada perubahan metode dalam pembelajaran berdasarkan evaluasi dari kunjungan yang pertama. Perubahan Ini berkaitan dengan metode dan cara yang lebih cocok berdasarkan evaluasi dari kunjungan yang pertama.
Masduki menjelaskan bahwa para peserta tahap pertama juga telah melakukan workshop kecil-kecilan tentang kunjungan yang lalu sudah dilaksanakan di ponpes Al Hikam Malang sebagai bahan perbaikan untuk kunjungan ke II dan masukan kepada British Council.
Selanjutnya dalam kunjungan lanjutan ini peserta tidak hanya laki-laki, tetapi juga ada unsur perempuannya minimal 3 orang. Jumlah peserta total yang akan dikirim berjumlah 12 orang. 10 orang dari berbagai pesantren yang ada, baik dari Jawa maupun luar Jawa sedangkan 1 orang dari PBNU dan 1 orang dari NU Online yang diharapkan dapat membentuk jaringan komunikasi antar peserta sekaligus dapat membuat laporan selama kunjungan di Inggris ke NU Online.
Pertemuan tersebut juga memutuskan bahwa kunjungan tidak difokuskan pada masyarakat Islam di United Kingdom, tetapi lebih pada eksplorasi sistem manajemen pendidikan di Inggris dan mengapa bisa maju.
Jika pada kunjungan pertama berlangsung selama 5 pekan, kunjungan kedua ini akan berlangsung selama 4 pekan setelah memperhatikan aspirasi dari para peserta yang menganggap kunjungan tersebut terlalu lama yang mana mereka telah meninggalkan tugas terlalu lama dan tanggung jawab keluarga.
Sebelum berangkat, para peserta juga akan diberi bekal pengetahuan tambahan agar mereka bisa benar-besar siap untuk berkunjung ke Inggris. Informasi yang akan diberikan meliputi perbedaan kebudayaan, administrasi kunjungan, maupun praktek internet.
Pendekatan pembelajaran yang diberlakukan meliputi training, partisipasi, praktik, dan adrogagi sedangkan metode pembelajarannya meliputi observasi, studi kasus, kunjungan ke berbagai tempat, studi tour, dan permainan peran.
Diharapkan setelah kunjungan tersebut para peserta dalam menukarkan pengalamannya para kepada para rekan mereka di pesantren dan membahas potensi-potensi pengalaman dair Inggris yang dapat diimplementasikan pada pesantren.
Selain itu, diharapkan mereka dapat menuliskannya sesuai dengan perspektif mereka sendiri yang mana PBNU akan berusaha mengumpulkannya dan mencetak dalam bentuk buku yang akan dikirimkan ke seluruh cabang di Indonesia.(mkf)
Terpopuler
1
Guru Madin Didenda Rp25 Juta, Ketua FKDT: Jangan Kriminalisasi
2
Workshop Jalantara Berhasil Preservasi Naskah Kuno KH Raden Asnawi Kudus
3
LBH Ansor Terima Laporan PMI Terlantar Korban TPPO di Kamboja, Butuh Perlindungan dari Negara
4
Rapimnas FKDT Tegaskan Komitmen Perkuat Kaderisasi dan Tolak Full Day School
5
Ketum FKDT: Ustadz Madrasah Diniyah Garda Terdepan Pendidikan Islam, Layak Diakui Negara
6
Dukung Program Ketahanan Pangan, PWNU-HKTI Jabar Perkenalkan Teknologi Padi Empat Kali Panen
Terkini
Lihat Semua