Kunjungi Pesantren, Lukman Edy Coba Netralisir Pengaruh JK
NU Online · Kamis, 2 Juli 2009 | 11:07 WIB
Hanya berselang sehari setelah kedatangan wakil presiden RI, Jusuf Kalla di ponpes Darul Ulum, Rejoso, Peterongan, Jombang, mesin politik PKB langsung ambil tindakan. Mereka berupaya "mengamankan" kyai dan ulama setempat, agar tetap di pihak SBY (Susilo Bambang Yudhoyono).
Hal ini terbukti dengan kedatangan Sekjen PKB, Lukman Edi, yang melakukan pertemuan di musala Al-Husna di areal ponpes, Darul Ulum Rejoso, Peterongan. Sekjen PKB ini menggelar pertemuan dengan Jamaah Thariqah Qadriyah Wa Naqsabandiyah.<>
Kedatangan Lukman Edy tidak sendiri, ia didampingi oleh Ketua DPW PKB Jawa Timur, Imam Nahrawi, serta Ketua DPC PKB Jombang, Abdul Halim Iskandar sebagaimana dilansir beritajatim.com.
Dihadapan jamaah thariqah, Lukman mangajak segenap jamaah untuk menjatuhkan pilihannya pada pasangan SBY-Boediono dalam pemilihan presiden 8 Juli mendatang. Ia beralasan, selama ini keberhasilan SBY sudah banyak diraih. Selain itu, presiden SBY juga mempunyai perhatian yang besar terhadap perkembangan pondok pesantren.
Selain itu, kedatangan Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal (Meneg PDT) ini juga dalam rangka melakukan klarifikasi terkait kampanye hitam terhadap pasangan SBY-Boediono.
Menurut Lukman, seluruh kampanye hitam yang mendera SBY-Boediono adalah tidak benar. Upaya itu dilakukan oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Semisal, belakangan ini ada isu yang mengatakan jika SBY terpilih menjadi presiden maka akan dikembangkan paham wahabiyah dalam menjalankan roda pemerintahan.
Kedua, kampanye hitam yang mengatakan bahwasannya istri Boediono beragama Katolik. Praktis, isu-isu tersebut sangat meresahkan kelompok islam. "Di forum ini saya tegaskan bahwasannya isu tersebut tidak benar. Tujuannya hanya ingin melakukan penggembosan," tegas Lukman Edy.
Sekjen PKB ini menceritakan bahwasannya ia pernah menjadi imam saat melakukan shalat berjamaah dengan Boediono. Bahkan dirumah Boediono juga banyak sekali kaligrafi huruf Arab. "Artinya, isu bahwasannya Boediono itu beragama Katolik adalah tidak benar," tambahnya.
Lebih jauh, alumnus Universitas Brawijaya Malang ini mengaku, bahwasannya pihaknya mendapat tugas untuk melakukan kunjungan ke sejumlah pondok guna memenangkan pasangan SBY-Boediono. Hal itu dilakukan untuk mengimbangi kekuatan salah satu capres yang sering keluar masuk pondok.
Al-Mursyid Thariqah Qadriyah Wa Naqsabandiyah, KH Dimyati Romly yang ikut hadir dalam forum tersebut mengatakan, secara pribadi pihaknya mendukung kepemimpinan SBY untuk dilanjutkan.
Bagaimana dengan wapres Jusuf Kalla yang baru saja mengunjungi kediamannya? KH Dimyati beralasan, wapres Jusuf Kalla hanya bertamu ke kediamannya. Layaknya orang yang bertamu, kata Dimyati, ia akan menerima dan menghonmatinya. "Berdasarkan feeling, saya lebih memilih SBY. Namun untuk jamaah saya persilah untuk memilih sesuai dengan keinginannya," pungkasnya.
Usai dari Pondok Darul Ulum, rombongan Lukman Edy ini melanjutkan acara konsolidasi internal PKB untuk pemenangan pasangan SBY-Boediono. Acara tersebut bertempat di Kantor DPC PKB Jombang atau yang dikenal dengan Graha Gus Dur. (mad)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Menguatkan Sisi Kemanusiaan di Bulan Muharram
2
Khutbah Jumat: Mengais Keutamaan Ibadah di Sisa bulan Muharram
3
Khutbah Jumat: Muharram, Bulan Hijrah Menuju Kepedulian Sosial
4
Inalillahi, Tokoh NU, Pengasuh Pesantren Bumi Cendekia KH Imam Aziz Wafat
5
Khutbah Jumat: Muharram, Momentum Memperkuat Persaudaraan Sesama Muslim
6
Khutbah Jumat: Jangan Apatis! Tanggung Jawab Sosial Adalah Ibadah
Terkini
Lihat Semua