Jakarta, NU.Online
Pemimpin Uni Eropa gagal mencapai kesepakatan tentang konstitusi dalam pertemuan puncak di Brussels. Hal itu dikarenakan tidak ada kata sepakat mengenai hak voting negara anggota setelah keanggotaan Uni Eropa diperluas dari 10 menjadi 25 pada bulan Mei nanti.
Polandia dan Spanyol bersikeras mempertahankan hak voting yang mereka miliki, sementara Perancis dan Jerman menghendaki sistem lain yang mencerminkan jumlah penduduknya yang lebih besar.
<>William Horsley Wartawan BBC di Brussels mengatakan peristiwa ini tampak seperti musibah bagi Uni Eropa dan masa depannya kini tidak pasti.
Perdana Menteri Italia, Silvio Berlusconi mengatakan "sama sekali tidak dicapai kata sepakat" tentang hak voting. Para pemimpin Uni Eropa kini siap-siap bertolak dari Brussels setelah menghadiri pertemuan selama dua hari yang kadang-kadang diwarnai dengan pernyataan sengit.
Ketika berbicara dengan para wartawan setelah pertemuan itu gagal, Perdana Menteri Inggris Tony Blair mendukung keputusan untuk mengakhiri perundingan dengan alasan perkumpulan tersebut mestinya diberi waktu lebih lama untuk mencari "persetujuan yang tepat".
Perdana Menteri Swedia, Goran Persson mengatakan perundingan konstitusi ini tampaknya tidak akan dimulai lagi hingga 2005.
Ia mengatakan Uni Eropa akan meminta Irlandia yang akan mengambil alih kepresidenan Uni Eropa pada bulan Januari untuk menyelenggarakan perundingan guna mencari pemecahan (BBC/Cih)
Terpopuler
1
Kemenag Tetapkan Gelar Akademik Baru untuk Lulusan Ma’had Aly
2
LKKNU Jakarta Perkuat Kesehatan Mental Keluarga
3
Mahasiswa Gelar Aksi Indonesia Cemas, Menyoal Politisasi Sejarah hingga RUU Perampasan Aset
4
3 Alasan Bulan Kedua Hijriah Dinamakan Safar
5
Kopri PB PMII Luncurkan Beasiswa Pendidikan Khusus Profesi Advokat untuk 2.000 Kader Perempuan
6
Anggapan Safar sebagai Bulan Sial Berseberangan dengan Pandangan Ulama
Terkini
Lihat Semua