Warta

Kongres Pertanyakan Dampak Sanksi AS terhadap Iran

NU Online  ·  Kamis, 17 Januari 2008 | 03:54 WIB

Washington, NU Online
Badan Investigasi pada Kongres AS mengatakan dampak dua dasawarsa pemberlakuan sanksi ekonomi AS terhadap Iran dipertanyakan dan perlu dlakukan peninjauan kembali mengenai tujuan dan usaha mereka, menurut sebuah laporan yang disiarkan, Rabu (16/1).
   
Kantor Akuntabilitas Pemerintah (GOA), yang merupakan badan Investigasi dan Audit Kongres, menyatakan bahwa kendati beragam sanksi terhadap Iran sejak 1987 telah dijatuhkan, perdagangan Iran dengan dunia secara umum meningkat.
&<>;nbsp;  
"Hubungan perdagangan global Iran dan peran utama dalam produksi energi senantiasa menyulitkan bagi AS untuk mengisolasi Iran dan mendesaknya untuk  menghentikan proliferasi senjata nuklir dan mendukung terorisme," kata laporan itu.
   
Nilai import Iran meningkat secara tajam setelah perang Iran-Irak pada 1988, dan mulai menurun pada 1995.
   
Lonjakan eksport negara itu mengalami "booming" setelah meroketnya harga minyak pada 2002, kata GOA.
   
"Perdagangan ini mencakup import senjata dan teknologi nuklir," kata laporan itu seperti dilansir sumber DPA.
    
Pada 2006, PBB memberlakukan sanksi multilateral terhadap Iran karena negara itu menolak permintaan internasional menyangkut penghentian pengayaan uranium, suatu proyek yang memungkinkan pembuatan senjata nuklir.
    
Iran telah berulang kali membantah bahwa kegiatan itu tidak dirancang untuk membuat senjata nuklir, dan pengayaan itu semata-mata untuk tujuan damai, yaitu memproduksi pasokan listrik di negara yang kaya akan minyak tersebut.
    
Laporan itu disiarkan oleh sub-komite urusan keamanan dan luar negeri Kongres. (dar)