Konferensi Open Source se-Asia Afrika Dibuka Menristek
NU Online · Selasa, 18 November 2008 | 18:42 WIB
Konferensi Open Source se-Asia Afrika resmi dibuka oleh Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Kusmayanto Kadiman pada Selasa (18/11) kemarin, bertempat di Auditorium Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Jakarta.
Acara tersebut dihadiri para delegasi dari 13 negara di kawasan Asia Pasifik, antara lain Malaysia, Austria, Jepang, Iran, Palestina, Afrika Selatan, Kuwait, Aljazair, India, Vietnam, Amerika, Jerman, dan Indonesia sebagai tuan rumah.<>
Dalam sambutannya Menristek mengatakan, keberadaan perangkat lunak kode terbuka (open source software) bukan berarti akan mematikan software berbayar (proprietary). Namun lebih menitik beratkan pada masalah legalitas perangkat lunak. "Kalau memang ada kompetisi pasti itu bakal terjadi, yang penting legal," kata Kusmayanto kepada sekitar 160 peserta konferensi.
Konferensi open source Asia Afrika ini adalah perhelatan yang pertama kalinya. Momen ini diharapkan dapat menjadi batu loncatan bagi Indonesia dalam menggelar World Summit on Open Source pada 2009 mendatang.
Sejumlah peserta dari dalam negeri juga ikut menghadiri konferensi tersebut, antara lain dari komunitas open source (ubuntu-id, mandriva-id, open-suse, dan awali), akademisi, kalangan pebisnis dan lembaga pemerintahan. (van)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Membumikan Akhlak Nabi di Tengah Krisis Keteladanan
2
Guru Madin Didenda Rp25 Juta, Ketua FKDT: Jangan Kriminalisasi
3
Khutbah Jumat: Meneguhkan Qanaah dan Syukur di Tengah Arus Hedonisme
4
Gus Yahya Dorong Kiai Muda dan Alumni Pesantren Aktif di Organisasi NU
5
Khutbah Jumat: Menolong Sesama di Tengah Bencana
6
MK Larang Wamen Rangkap Jabatan di BUMN, Perusahaan Swasta, dan Organisasi yang Dibiayai Negara
Terkini
Lihat Semua