Warta

Kiai Pesantren Tengarai Ada Opini Kaitkan Bom Jakarta dengan Pesantren

Sab, 18 Juli 2009 | 13:08 WIB

Tangerang, NU Online
Majelis Silaturrahim Kiai dan Pengasuh Pondok Pesantren se-Indonesia (MSKPI) meneada upaya membuat atau mengarahkan opini untuk mengaitkan tragedi teror bom di Jakarta dengan pesantren. Opini tersebut diciptakan untuk memperburuk citra pesantren sebagai lembaga pendidikan agama.

Ketua Umum MSKPI, KH Nur Muhammad Iskandar SQ, mengatakan, penciptaan opini itu seperti mengulangi upaya serupa menyusul tragedi ledakan bom yang sama beberapa tahun silam. "Ini berarti kembali ada selentingan-selentingan yang arahnya tidak baik pada pesantren," katanya.<>

Kiai Nur--begitu panggilan akrabnya--mengatakan hal itu kepada wartawan didampingi beberapa kiai pengurus MSKPI di kediamannya di komplek Pesantren Asshiddiqiyah, Batuceper, Tangerang, Banten, Sabtu (18/7) sore. Hadir pada kesempatan itu, antara lain, KH Muhammad Shodri (Sekretaris Jenderal) dan Tuan Guru H Turmudzi.

Lebih lanjut, Kiai Nur menjelaskan, opini itu memuat tudingan bahwa pelaku bom di hotel JW Marriot dan Ritz Carlton tersebut adalah santri atau lulusan pesantren. Ia mengkhawatirkan opini itu dapat memengaruhi pola pikir masyarakat bahwa pesantren adalah sarang teroris.

"Kami tidak menutup kemungkinan, bisa saja pelakunya pernah di pesantren. Tapi, kami tegaskan pula, pesantren tidak pernah mengajarkan terorisme. Terorisme bukan ajaran pesantren," terang Kiai Nur.

Menurutnya, Islam yang diajarkan di pesantren-pesantren sebagian besar berpaham Ahlussunnah wal Jamaah. Pada paham itu, ujarnya, tidak dibenarkan tindak kekerasan dalam bentuk apa pun. Al Quran juga menjelaskan bahwa "barang siapa membunuh satu orang itu berarti dia membunuh seluruh umat manusia..."

Seandainya memang benar pelaku bom tersebut adalah lulusan pesantren, Kiai Nur menegaskan bahwa itu merupakan sekelompok kecil yang telah keluar dari ajaran pesantren yang sesungguhnya. "Dan, tentu tidak bias dianggap bahwa semua pesantren seperti itu," pungkasnya.

MSKPI, imbuh Kiai Nur, selanjutnya akan melakukan konsolidasi dengan pesantren-pesantren se-Indonesia untuk mengantisipasi opini tidak baik tersebut. "Setidaknya, pesantren-pesantren juga ikut waspada agar tidak kemasukan kelompok teroris," jelasnya.

Ditanya tentang pernyataan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang menyebut ledakan bom itu berkaitan dengan Pemilu Presiden, Kiai Nur menolak berkomentar. Ia mengatakan, hal itu di luar kewenangannya karena pihaknya bukan merupakan bagian dari partai politik mana pun. Selain itu, MSKPI juga tidak pernah terlibat dukung mendukung pasangan capres-cawapres tertentu. (rif)