Warta

Kiai Nuril dan Aa Gym Minta Masyarakat Boikot Film BCG!

NU Online  ·  Rabu, 18 Agustus 2004 | 03:35 WIB

Jakarta, NU Online
Film berjudul Buruan Cium Gue! (BCG!) dinilai tidak mendidik anak bangsa. Da'i kondang  Aa Gym dan Ketua Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) Drs KH Nuril Huda menghimbau masyarakat luas melakukan protes dan membaikot BCG!. Pada saat bersamaam, sang sutradara justru mengaku telah siap menghadapi protes.

Dihubungi melalui telepon selulernya, Rabu, Kiai Nuril meminta lembaga sensor flm menarik kembali BCG dari peredaran. "Sebab, bangsa ini  moralnya sudah tidak karuan, jangan sampai digiring ke arah yang semakin tidak benar. Film itu jelas akan  membentuk prilakuk anak muda kita yang sedang pada masa rawan,"jelasnya.

<>

Diakui, meski baru melihat sekilas melalui iklannya di televisi, jelas sekali unsur seksualitas yang dikenalkan sudah tidak benar. Sutradara memberi pelajaran  prilaku yang dapat  menyeret anak muda ke lembah yang lebih  hitam. 

"Kalau masyarakat sudah dikenalkan budaya permisif, bahwa ciuman dengan pacar itu biasa saja dan boleh dilakuan kapan saja, maka kelak perbuatan dosa tersebut tidak angggap terlarang. Ini berbahaya,"tambahnya.

Apalagi, lanjut anggota Komisi VI FKB DPR RI ini, agama jelas mengajarkan kepada umat manusia untuk mendekati perbuatan zina. " Dan yang diajarkan oleh sutradara film BCG! itu sudah zina, bukan mendekati lagi,"tandas kiai asal Lamongan ini.

Sementra itu, Aa Gym juga tidak kalah herannya dengan produk sutradara film BCG!. Dalam ceramahnya belum lama ini, Aa Gym merasakan keprihatinan yang mendalam atas film tersebut. Menurutnya,  film remaja tersebut telah `mengajarkan` atau setidaknya menjurus kepada perbuatan zina. "Ciuman itu pangkal dari zina yang selanjutnya," kata AA Gym dengan nada sedih.

Menurut Aa Gym bagaimana jika film tersebut dilihat oleh anak-anak muda yang memang pengetahuan dan pemahamannya masih kurang. Aa Gym juga mengkhawartirkan jika perbuatan itu (ciuman) bisa dianggap sebagai sebuah hal yang biasa.  Oleh karenanya Aa Gym menghimbau dan mengajak masyarakat untuk bersama-sama melakukan gerakan moral mengenai masalah ini.

Sebelumnya, Aa Gym mengutip pernyataan salah seorang anggota Lembaga Sensor Film (LSM) bahwa peredaran film tersebut masih bisa dicabut oleh Menparpostel namun dengan syarat harus ada keberatan dari masyarakat, dan keberatan itu harus dalam bentuk tertulis.

Oleh karenanya Aa Gym mengajak masyarakat untuk bersama-sama mengirimkan surat dan kepedulian dan keprihatian atas film tersebut. Surat-surat tersebut bisa dialamatkan kepada Pompes, Darut tauhid Jl Geger Kalong Girang, Bandung kode pos 40154.

Aa Gym berjanji dalam waktu dekat pihaknya akan membawa surat-surat keprihatinan tersebut untuk disampaikan kepada yang berwenang seperti LSF, sutradara maupun produser dan artis pendukung film tersebut.

Seorang ibu rumah tangga melalui telpon  menyatakan kesedihannya kepada Aa yang sedang ceramah di Pro2 RRI. Desakan untuk segera hentikan dan mencabut  juga datang dari seorang bapak dengan terbata-bata dan menangis menyatakan keprihatinan yang mendalam. Dengan suara yang lirih dari ujung telepon mengatakan bersyukur dan terharu karena Aa Gym bersedia menjadi `kekuatan` moral untuk menyuarakan hal ini.

Sementara Ketua LSF Titi Said menyatakan penghargaan yang tinggi kepada masyarakat atas perhatiannya mengenai masalah ini. Namun Titi mempertanyakan bagian mana dari film tersebut menjadi sorotan dan keberatan masyarakat. Apakah keberatan karena adanya adegan ciuman antara dua orang remaja atau yang lainnya.

Namun Titi tetap mengingatkan bahwa penarikan atau pencabutan peredaran film tersebut baru bisa dilakukan jika ada keberatan resmi dari masyarakat.

BCG adalah sebuah film percintaan remaja versi layar lebar produksi Multivision Plus Pictures. Para artis pendukungnya antara lain, Masayu Anastasia, Henky Kurniawan Chova, Ratu Felisha, dan Dimas Setowardana dengan didukung sutradara Rizal Mantovani yang dikenal pembuat video clip musik Indonesia.

BCG menceritakan kehidupan anak-anak SLTA yang diluar jam sekolah memiliki kegiatan lain. Salah satu kegiatan tersebut berupa `talks show` disebuah radio. Suatu saat topik yang akan diangkat dalam acara `Talks Show` tersebut mengupas bagaiman rasanya berciuman untuk yang pertama kalinya.

Meski cerita seperti ini amat tidak mendidik, beberapa saat lalu, seperti dikutip BibirPlus SCTV, Dimas dan Raam mengaku telah siap menuai protes dari masyarakat perihal filmnya. Rizal bahkan sempat mengatakan, masyarakat Indonesia perlu melihat film ini.

Seperti halnya kebiasaan artis-artis dan produser Indonesia, cerita-cerita seperti ini biasanya justru disengaja untuk semakin me