Warta

Kiai Masa Kini Kehilangan Kemampuan Dakwah dengan Pendekatan Kebudayaan

NU Online  ·  Selasa, 13 Januari 2009 | 11:57 WIB

Jakarta, NU Online
Salah satu keberhasilan para kiai dalam menyebarkan Islam di Indonesia adalah kemampuannya dalam berdakwah dengan pendekatan budaya yang diakrabi oleh masyarakat setempat.

Sayangnya, para kiai masa kini mulai kehilangan sentuhan dakwahnya dengan pendekatan kebudayaan yang diakrabi masyarakat seperti cerita wayang, ketoprak atau seni lain sebagaimana yang dilakukan oleh Sunan Kalijaga.<>

”Kiai sekarang pendekatan dakwahnya sangat formal sehingga kurang bisa menyentuh lapisan masyarakat yang belum mengenal Islam dengan baik,” kata ketua PBNU H Abas Muin dalam perbincangan dengan NU Online, Selasa (13/1).

Diceritakannya, dalam acara imtihan atau pertemuan akhir tahun ajaran di pesantren yang biasanya dilakukan menjelang puasa Ramadhan, pesantren-pesantren salaf zaman dahulu selalu mengundang kesenian tradisional seperti wayang, ketroprak, jathilan dan lainnya. Para penonton yang kebanyakan masih ”abangan”, selain menikmati hiburan juga mendapatkan pencerahan agama dari kiai melalui ceramah pada acara tersebut.

”Kiai-kiai saat ini jarang yang faham cerita wayang atau kesenian lokal sehingga berjarak dengan masyarakat yang menggemari seni-seni tradisional tersebut,” ujarnya.

Pentingnya menyelami kehidupan masyarakat juga diungkapkan oleh Wakil Sekjen PBNU H Taufik R Abdullah yang menceritakan kesuksesan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dalam pemilu 1999 di Kabupaten Trenggalek Jawa Timur.

Diceritakannya, saat kampanye PKB, kesenian tradisional seperti ketoprak atau jathilan tak pernah ditinggalkan, sehingga mampu menarik minat ribuan orang untuk datang. Dalam sesi tersebut, juga diberikan ceramah oleh para kiai-kiai NU sehingga misi dakwah bisa masuk. ”Jadi, mereka tak sekedar nonton, tetapi juga ikut ngaji,” tandasnya. (mkf)