Kiai Fuad: Banyak Orang Pandai Setuju Islam Agama Meneduhkan
NU Online · Kamis, 17 September 2009 | 01:24 WIB
KH Muhammad Fuad Riyadi (38), pengasuh Pondok Pesantren Rudlotul Fatihah, Pleret, Bantul, justru senang ketika komentarnya memunculkan pro-kontra. Sebelumnya, dia menyampaikan bahwa Islam agama yang meneduhkan, yang membagi kasih sayang kepada semua, termasuk umat non-Muslim atau ateis sekalipun.
Kiai yang gemar futsal ini, sebelumnya mengatakan, ia gerah dan jengkel melihat semangat Islam disampaikan hanya sepotong-potong oleh para juru dakwah Islam di masjid dan televisi. Kiai Fuad sampai menantang para juru dakwah yang dikatakannya kebanyakan bodoh.<>
Di Kompas.com, hingga Selasa malam (16/9), sudah puluhan orang berkomentar tentang statemennya itu. Ada yang menyatakan salut, ada yang menyerang. Namun, Kiai Fuad tenang-tenang saja. Ia justru senang karena statementnya ditanggapi, yang artinya ada perhatian.
"Yang berkomentar bertentangan dengan saya, jumlahnya sedikit ketimbang mereka yang setuju dengan saya. Artinya, untunglah, syukurlah, lebih banyak orang Indonesia yang sadar dan pandai," ujar kiai ini.
Hal itu dikatakannya pada Selasa malam di sela-sela diskusi "Curah Pandang Pergulatan Iman dan Seni" di Bentara Budaya Yogyakarta. Ia menjadi salah satu pembicara. Diskusi itu dalam rangka pameran lukisan Kiai Fuad, yang bertema "Aura Dzikir" (12-17 September).
Dalam diskusi yang dihadiri pembicara antara lain budayawan dan rohaniwan katolik Sindhunata, musikus dan budayawan Jaya Suprana, Romo Sapto Raharjo (tokoh Kejawen), Ida Bagus Agung (rohaniwan Hindu), serta puluhan seniman itu, Kiai Fuad menyatakan permohonan maaf atas nama umat Islam.
Saat pembukaan pameran, ketika berbincang dengan para wartawan, permohonan maaf itu pun juga dilontarkannya. "Mohon maaf kepada umat non-Muslim atas perlakukan umat Muslim yang tak membuat nyaman," ujarnya yang langsung disambut tepuk tangan.
Kiai Fuad lantas bercerita bahwa ia pernah ditawari seseorang bergelar profesor doktor. Orang itu menawari Kiai Fuad membangun pondok pesantren di lahannya seluas 4-5 hektar. "Saya ketawa. Saya enggak mau pesantren menghasilkan teroris. Mending tanah itu dijadikan hutan saja. Jelas bermanfaat," tutur dia.
Kiai Fuad mengritik tentang perilaku dan kebiasaan umat Muslim, misalnya memakai pengeras suara di masjid, apalagi saat Ramadhan seperti sekarang. Meski atas nama ibadah, itu tetap praktik pemaksaan pendengaran, bahkan teror suara kepada orang lain. "Saya saja sangat terganggu, apalagi umat non-Muslim," katanya.
Kiai muda ini mengaku sering menyanyikan "Malam Kudus", lagu rohani umat Katolik saat Natal. Malam Kudus dianggapnya juga lagu Islami karena memberi suasana sejuk dan damai di hati. Ketika dilontarkan tentang komentar-komentar yang meragukan kadar keislaman dirinya, Kiai Fuad hanya tersenyum. (mad)
Terpopuler
1
Inilah Niat Puasa Asyura Lengkap dengan Latin dan Terjemahnya
2
10 Muharram Waktu Terjadinya 7 Peristiwa Penting Para Nabi
3
Khutbah Jumat: Memaknai Muharram dan Fluktuasi Kehidupan
4
Khutbah Jumat: Meraih Ampunan Melalui Amal Kebaikan di Bulan Muharram
5
Doa-Doa Pilihan di Hari Asyura, Dapat Hindarkan dari Matinya Hati
6
Khutbah Jumat: Keistimewaan Berbakti Kepada Kedua Orang Tua
Terkini
Lihat Semua