Warta

Khofifah Hadiri Forum Koperasi se-Dunia di Beijing

NU Online  ·  Sabtu, 4 September 2010 | 12:54 WIB

Jakarta, NU Online
Ketua Umum Pucuk Pimpinan Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) yang juga Wakil Ketua Umum Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin), Khofifah Indar Parawansa mewakili Indonesia pada acara 9 tahun “Meeting of International Cooperative Alliance (ICA)-Asia Pasific Regional Assembly“; 6 tahun Asia Pasific Cooperative Forum, dan 17 tahun “Cooperative Government Dialogue”, 1-5 September, di Beijing, Cina.

Pertemuan yang mengambil tema “Sustainanble Innovations the Opportunities for Cooperatives to Grow” diikuti 400 peserta dari koperasi di seluruh dunia, dan dibuka oleh Wakil Perdana Menteri China Hui Liangyu.<>

“Ini adalah acara tahunan, tahun depan di Bangelore India, tahun 2012 di Mexico,” kata Khofifah saat dihubungi via ponsel di Beijing, China, Sabtu (4/9).

Menurut Khofifah, pertemuan ini salah satunya membahas aliansi koperasi di dunia, khususnya di Asia Pasific. Negara-negara yang terbukti dalam sukses mengembangkan koperasi juga turut ambil bagian dalam pertemuan ini. “Role modelnya Belanda, Amerika Serikat, Brazil, India dan China,” ungkapnya.

Dalam pertemuan ini, Khofifah melihat banyak perbedaan dalam sistem pengembangan koperasi di masing-masing Negara. ”Di banyak negara memang tak memiliki menteri koperasi, tetapi koperasi terintegrasi di semua departemen di pemerintah nasional maupun lokal,” katanya.

Mantan aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) ini mengambil contoh Singapura. Di negara tentangga Indonesia ini, hampir separuh dari penduduknya adalah anggota koperasi. “Di Singapura misalnya, dari sekitar 3 juta penduduknya, 1,3 juta merupakan anggota koperasi,” jelas mantan calon Gubernur Jatim ini.

Di Singapura, lanjut Khofifah, koperasi berada dibawah koordinasi kementerian, “Ministry of Community Development Youth and Sport. “Sedangkan di Monggolia, koperasi berada di bawah kementerian “Food and Agriculture,” jelasnya.

Sayangnya, dalam pertemuan yang sangat penting ini, Indonesia hanya mengirim delapan utusan. “Yaitu 4 orang dari Dekopin, 4 orang dari kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (KUKM),” ungkapnya.

Hal ini berbeda dengan Malaysia yang juga Negara tetangga Indonesia. Dalam pertemuan ini, Malaysia mengirim utusan sebanyak 46 orang.

“Betapa Malaysia melihat pentingnya koperasi utusannya 46 orang. Banyak sekali pengurus induk koperasi Malaysia yang hadir, misalnya koperasi pertanian, koperasi transportasi, koperasi konsumen, dan lain-lainnya,” katanya.

Sejauh ini, Khofifah memang memberikan perhatian besar terhadap Koperasi. Selain karena menjabat Wakil Ketua Umum Dekopin, Muslimat NU yang dipimpinnya juga mempunyai Induk Koperasi An Nisa (Inkopan) yang tersebar ke seluruh Indonesia.

Inkopan yang merupakan perangkat layanan Muslimat NU dalam bidang ekonomi saat ini telah memiliki 10 pusat koperasi di tingkat propinsi, dan 23 lainnya sedang dalam rintisan. Sedang Koperasi primer yang dimiliki Muslimat kini telah mencapai 140 di tingkat kabupaten/kota dari Sabang sampai Merauke. (mad)