KH Tolhah Hasan: Ada Kesenjangan Paradigmatik antara Ulama dengan Umat
NU Online · Rabu, 30 Desember 2009 | 11:03 WIB
Akibat adanya perubahan zaman, perilaku masyarakat saat ini sudah banyak berubah dibandingkan pada masa lalu. Ulama yang dulu sangat dihormati saat ini ucapan dan tindakannya sudah tidak lagi menjadi acuan masyarakat.
Wakil Rais Aam PBNU KH Tolhah Hasan berpendapat hal ini terjadi akibat adanya kesenjangan paradigmatik antara apa yang disampaikan oleh para ulama dengan kebutuhan masyarakat.<>
“Apa yang diinginkan masyarakat grass root sudah tidak tercover, suara dari elit pemimpin umat tak lagi menarik, petuah kiai tak lagi dipatuhi santri dan khutbah sekedar menjadi rutinitas,” katanya dalam pertemuan tokoh ormas Islam dan lembaga dakwah di Jakarta, Rabu (30/12).
Seorang tokoh, yang tindakan dan ucapannya didengar dan dipatuhi, menurutnya saat ini sudah tidak ada lagi. “Yang ada hanyalah orang yang merasa dirinya tokoh,” paparnya.
Berdasarkan pengalaman pribadinya, disebuah kampung di sebuah lereng gunung di Malang, yang seluruhnya komunitas NU, kini generasi mudanya lebih suka untuk menonton konser dangdut daripada mendengarkan pengajian dari kiai terkenal.
Menurut Mantan Menteri Agama ini, pengaruh globalisasi kini sudah sampai ke tingkat akar rumput dengan ciri-ciri masyarakat terbuka tanpa batas yang gampang sekali meniru apa yang terjadi di lingkungan, sampai akhirnya budaya baru tersebut tanpa terasa sudah menyatu dalam masyarakat.
“Kini banyak orang di kampung yang cerai dengan alasan sudah tidak ada lagi kecocokan, alasan yang dulunya hanya dikemukakan oleh masyarakat urban,” terangnya.
Perubahan perilaku masyarakat, khususnya dalam bidang membina hubungan keluarga ini juga dikemukakan Dirjen Bimas Islam Nasaruddin Umar. Ia menjelaskan, pasca reformasi, terjadi kenaikan jumlah perceraian yang dulu sekitar 20 ribu per tahun menjadi 200 ribu, dengan status gugat cerai atau istri yang mengajukan cerai, yang dulu jumlahnya hanya 10 persen, kini posisinya sudah 75 persen.
Demikian pula, angka perselingkuhan, juga meningkat tajam, termasuk yang dilakukan oleh si istri. Data-data penelitian yang dilakukan oleh departemen agama dan BKKBN mengenai perilaku seks pra nikah yang dilakukan oleh remaja juga meningkat dengan tajam.
Sementara itu, Rektor UIN Jakarta Komaruddin Hidayat melihat perilaku masyarakat ini dari penerapan pendidikan yang keliru. Bertahun-tahun belajar di sekolah, ketika masuk kerja, masih membutuhkan waktu yang sangat lama untuk pelatihan dan sangat gampang terjerumus pada tindakan-tindakan tak terpuji seperti korupsi.
Dalam hal ini, KH Tolhah Hasan berpendapat pendidikan di Indonesia sangat kurang menekankan aspek afektif. Siswa hanya dididik mengenal dan menghafal ajaran agama tanpa acara contoh perilaku guru sebagai teladan. (mkf)
Terpopuler
1
Gus Yahya Sampaikan Selamat kepada Juara Kaligrafi Internasional Asal Indonesia
2
LBH Ansor Terima Laporan PMI Terlantar Korban TPPO di Kamboja, Butuh Perlindungan dari Negara
3
Dukung Program Ketahanan Pangan, PWNU-HKTI Jabar Perkenalkan Teknologi Padi Empat Kali Panen
4
Menbud Fadli Zon Klaim Penulisan Ulang Sejarah Nasional Sedang Uji Publik
5
Guru Didenda Rp25 Juta, Ketum PBNU Soroti Minimnya Apresiasi dari Wali Murid
6
Kurangi Ketergantungan Gadget, Menteri PPPA Ajak Anak Hidupkan Permainan Tradisional
Terkini
Lihat Semua