Warta MUKERNAS LAKPESDAM NU DIBUKA

KH Hasyim Muzadi Disambut bak Tamu Kerajaan Sriwijaya

Rab, 13 Desember 2006 | 03:39 WIB

Palembang, NU Online
Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Nahdlatul Ulama (Lakpesdam NU) resmi dibuka tadi malam, Selasa (12/12) di Griya Agung Gubernur Sumatera Selatan, Palembang. Wakil Gubernur Sumsel Mahyudin NS membuka secara resmi hajatan dua tahunan lembaga yang menjadi pusat pengkajian, penelitian dan pengembangan sumber daya manusia di NU tersebut.

Turut hadir pada acara pembukaan tersebut, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Hasyim Muzadi, Ketua PP Lakpesdam NU Nasihin Hasan dan beberapa mantan aktifis Lakpesdam Said Budairi serta Mufid Busyairi yang juga anggota DPR RI dari PKB. Selain para peserta Mukernas, hadir pula peserta Halaqoh Khittah Nahdliyah yang merupakan delegasi Pengurus Cabang NU se-Sumsel.

<>

Dalam sambutannya, Mahyudin memberikan apresiasi dan penghargaan yang setinggi-tingginya atas penyelenggaraan Mukernas tersebut. Ia berharap, melalui Lakpesdam, NU yang merupakan organisasi kemsyarakatan Islam terbesar di Indonesia mampu menjalankan perannya dalam pengembangan sumber daya manusia secara keseluruhan.

“Sebagai ormas terbesar di Indonesia, NU diharapkan mampu menjalankan perannya secara signifikan dalam pengembangan sumber daya manusia Indonesia, khususnya dalam bidang pendidikan,” kata Mahyudi di hadapan para peserta Mukernas yang utusan dari pengurus Lakpesdam dari seluruh Indonesia.

Dalam kesempatan itu, Mahhyudin mengungkapkan, pemerintahnya juga memberikan perhatian lebih terhadap dunia pendidikan. Hal itu terbukti dari terpenuhinya 20 persen anggaran untuk pendidikan dari APBD. “Perhatian yang sama juga kami lakukan terhadap pondok pesantren. Kami menginginkan pondok pesantren yang mandiri,” terangnya.

Sebelumnya, di tempat yang sama, kedatangan KH Hasyim Muzadi mendapat penyambutan yang istimewa dari pemerintah setempat. Ia disambut seperti layaknya tamu kerajaan Sriwijaya saat hendak memasuki Griya Agung Gubernur Sumsel yang merupakan rumah dinas kepala daerah tingkat II tersebut.

Tarian Gending Palembang dan selembar daun sirih menjadi tanda penghormatan atas kedatangan KH Hasyim Muzadi. “Tarian itu merupakan tarian tradisi yang dilakukan sejak jaman kerajaan Sriwijaya. Tarian itu merupakan bentuk penghormatan terhadap setiap tamu agung kerajaan,” terang pembawa acara menjelaskan makna dari tarian itu.

Sementara itu, selembar daun sirih yang diberikan kepada KH Hasyim Muzadi bermakna semoga kedatangannya di bumi Sriwijaya tersebut bukanlah yang terakhir kali. “Seperti mitos air sungai Musi. Siapa yang meminum air sungai Musi itu pasti akan kembali lagi. Begitu juga dengan daun sirih itu. Semoga kedatangan Pak Hasyim ini bukan yang terakhir,” terangnya.

Acara pembukaan tersebut semakin meriah ketika para tamu undangan disuguhi tarian Zapin. Tarian yang diperagakan enam orang siswi Madrasah Tsanawiyah Negeri I Palembang itu menambah suasana atmosfer melayu yang khas. Apalagi tarian tersebut diiring lagu yang berirama khas melayu pula. (rif)