Warta

Ketua Umum SP-PSI Otto Geo Diwara: Ariffi Nawawi dan Alfred Rohimone Telah Melakukan Kebohongan publik

NU Online  ·  Kamis, 24 Juni 2004 | 09:04 WIB

Jakarta, NU Online
Hasil tender penyewaan tanker raksasa lambung tunggal yang diselenggarakan direktorat hilir PT Pertamina (Persero) hari Selasa (22/6) menunjukkan besarnya beban pembayaran yang harus dikeluarkan Pertamina dibanding dengan mempertahankan tanker raksasa lambung ganda yang telah dipesan dari perusahaan Korea Selatan.

Kapal MT Seagull lambung tunggal (single hull) tahun pembuatan 1988 dan kapal MT Protaras lambung tunggal (single hull) tahun pembauatan 1989 dinyatakan lolos seleksi dalam tender penyewaan tanker raksasa di bidang perkapalan direktorat hilir PT Pertamina (Persero) Selasa, (22/6). Kedua perusahaan tersebut diumumkan sebagai pemenang tender yang diadakan sejak 8-21 Juni lalu.

<>

Kapal MT Seagull menawarkan biaya sewa sebesar 38.768 dollar AS per hari lebih mahal dibanding MT Protaras yang menawarkan harga sewa 32.950 dollar AS per hari. Penawaran harga sewa kapal dari kedua perusahaan pemilik kapal tanker raksasa tersebut memang lebih murah jika dibanding peserta tender yang tidak lolos seleksi.

Tetapi menurut Ketua Umum Serikat Pekerja Pertamina Seluruh Indonesia (SP-PSI) Otto Geo Diwara, harga tersebut lebih mahal dari yang dikatakan oleh Dirut Pertamina (Persero) bahwa harga sewa kapal tanker raksasa lambung tunggal hanya 20.000 dollar AS per hari. Selain itu, kata Diwara menambahkan, Ariffi Nawawi mengklaim biaya operasional dan perawatan kapal tanker raksasa lambung ganda lebih mahal sebesar 45.000 dollar AS per hari.

"Karena alasan biaya operasional kapal sendiri lebih mahal dibanding harga sewa itulah, direksi kemudian menjual dua kapal tanker raksasa yang dipesan Pertamina di Korsel,"ungkap Diwara.

Pada kenyataannya, lanjut Diwara, apa yang disampaikan Ariffi Nawawi pada beberapa media nasional pada 7 dan 22 bulan ini bertolak belakang dengan hasil tender penyewaan kapal tanker bidang perkapalan direktorat hilir Pertamina (Persero) Selasa (22/6) kemarin. "Biaya penyewaan kapal Pertamina paling murah 32.950 dollar AS per hari. Jadi bukan 20.000 dollar AS per hari. Sedangkan berdasarkan perhitungan Japan marine Consultant, biaya operasi tanker raksasa lambung ganda milik Pertamina, termasuk biaya investasi dan perawatan, hanya sebesar 27.697 dollar AS per hari. Jadi tidak benar biaya operasionalnya mencapai 45.000 per hari,"tandas Diwara.

Berdasarkan fakta-fakta baru yang berhasil ditemukan, SP-PSI menilai Direktur Keuangan Pertamina Ariffi Nawawi dan Direktur Keuangan Pertamina Alfred Rohimone telah melakukan kebohongan publik. "Karena itu kami akan melaporkan praktik kebohongan publik tersebut kepada Komisi Pemberantas Korupsi (KPK) pada Senin mendatang,"ungkap Diwara.

Ketua umum SP-PSI ini juga mengatakan,"Karena Dirut Pertamina Ariffi Nawawi dan Direktur Keuangan Alfred Rohimone telah melakukan kebohongan publik  maka kami menuntut keduanya untuk mengundurkan diri dari jabatan direksi Pertamina,"tandasnya.

Menurut Direktur Center For  Rural and Regional Development Studies Gadjah Mada University Mochammad Maksum, tidak transparannya manajemen Pertamina (Persero) akan dapat merugikan negara. Sebab, tambah Maksum, dalam pembelian  VLCC, uang yang digunakan adalah uang negara, jika pengambilan keputusan untuk penjualannya  tidak transparan, apalagi alasan penjualan berdasarkan angka-angka berbeda dengan kenyataan, itu bisa merugikan negara, ujung-ujungnya rakyat juga yang menerima getahnya. Karena itu, kata Maksum, sebaiknya DPR mempersoalkan hal itu. Termasuk Transparansi Internasional, maupun ICW.(Dul).