Ketua LP Ma'arif: Kenalkan Islam Inklusive di Sekolah
NU Online · Senin, 8 Maret 2004 | 08:33 WIB
Jakarta, NU Online
Islam sebagai agama yang toleran dan menghormati pluralisme harus dikenalkan sejak dini di sekolah. Hal itu untuk menghindari radikalisme dalam pemahaman dan pengamalan agama. "Dalam mengembangkan pelajaran agama di sekolah umum hendaknya dikenalkan Islam sebagai agama yang rahmatan lil alamin . Islam itu mengakui pluralisme dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Kepada anak didik kita di sekolah harus sedini mungkin kita kenalkan Islam sebagai agama yang toleran dan menghormati pluralisme,"ujar Ketua LP Ma'arif KH Nadjid Muchtar, MA di hadapan puluhan guru agama di kantor PBNU, Graha Nahdliyah Lt 5, Jakarta, Senin (8/3)
Sebanyak 60 guru yang tergabung dalam Musyawarah Guru Pengajar Mata Pelajaran (MGPM) se-Kota Surabaya mendatangi PBNU. Kehadiran para pengajar Pendidikan Agama Islam (PAI) tingkat SLTP tersebut dalam rangka mencari masukan dari Lembaga Pendidikan Maarif NU untuk meningkatkan mutu pendidikan agama di sekolah negeri.
<>"Kami bertukar pikiran soal pelajaran agama di sekolah negeri. Agaknya kita belum melakukan mendidik tapi baru pengajar. Tugas kita selama ini ditekankan pada transfer ilmu pengetahuan saja, tidak mendidik disertai teladan agar siswa menjadi mengerti dan mendalami pelajaran agama. Kepada mereka kita harus meberikan teladan dalam memahami Islam yang inklusive,"lanjut dosen UIN Jakarta tersebut.
Ditegaskan, dalam beberapa tahun terakhir Islam dituding sebagai agama penuh nuansa kekerasan. Para siswa juga kurang bergairah mempelajari Islam, sebab telah tertanam stigma itu sebelumnya. "Oleh karena itu, adalah tanggungjawab kita semua sebagai pengajar, untuk memberikan pemahaman baru kepada mereka. Islam itu tidak seperti dalam stigma tersebut,"jelasnya.
Sementara itu, dari pihak MGPM mengeluhkan rendahnya pemahaman dan pengamalan pelajaran agama di sekolah negeri. Seolah-olah pelajaran agama di sekolah umum menjadi momok yang harus dijauhi. Selain itu, perhatian pemerintah terhadap materi agama juga kurang mendapat porsi.
"Seharusnya kita mendapatkan 3 jam palajaran, 1 jamnya untuk praktek. Tapi selama ini hanya untuk teori saja,"ujar salah seorang guru dari Surabaya.
LP Maarif sekalu lembaga di bawah PBNU diminta terlibat dalam memberikan masukan kepada pemerintah. Perhatian pemerintah dalam mata pelajaran agama sudah selayaknya ditingkatkan. (MA)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Larangan Pamer dan Bangga dengan Dosa-dosa
2
Khutbah Jumat: Membumikan Akhlak Nabi di Tengah Krisis Keteladanan
3
Khutbah Jumat: Sesuatu yang Berlebihan itu Tidak Baik, Termasuk Polusi Suara
4
Khutbah Jumat: Meneguhkan Qanaah dan Syukur di Tengah Arus Hedonisme
5
Trump Turunkan Tarif Impor Jadi 19 Persen, Ini Syarat yang Harus Indonesia Penuhi
6
Sejumlah SD Negeri Sepi Pendaftar, Ini Respons Mendikdasmen
Terkini
Lihat Semua